Hujan untuk Pertama Kalinya dalam Sejarah Mengguyur Greenland, Ilmuwan: Tanda Perubahan Iklim Telah Kritis

- 24 Agustus 2021, 13:39 WIB
 Greenland untuk pertama kalinya dalam sejarah diguyur hujan pada minggu lalu di puncak tertingginya yang menyebabkan lapisan es di wilayah tersebut mencair ke tingkat yang lebih parah akibat perubahan iklim.
Greenland untuk pertama kalinya dalam sejarah diguyur hujan pada minggu lalu di puncak tertingginya yang menyebabkan lapisan es di wilayah tersebut mencair ke tingkat yang lebih parah akibat perubahan iklim. /Reuters

 

PR BEKASI – Hujan dilaporkan mengguyur kawasan Greenland untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Diketahui, hujan tersebut mengguyur titik tertinggi di lapisan es pulau terluas di dunia tersebut pada minggu lalu.

Fenomena turunnya hujan di Greenland tersebut mendapatkan perhatian dari para ilmuwan di seluruh dunia.

Pasalnya, fenomena tersebut menandakan bahwa perubahan iklim di Bumi sudah memasuki tahap yang benar-benar kritis.

Baca Juga: Ilmuwan China: Sangat Tidak Mungkin Para Peneliti Mengotak-atik Virus untuk Ciptakan Mutasi Baru

Selain itu, para ilmuwan juga mengkhawatirkan lapisan es di Greenland mencair ke tingkat yang lebih parah setelah diguyur oleh hujan.

Hal tersebut dikatakan oleh ahli glasiologi dari Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University, Indranis Das pada Jumat, 20 Agustus 2021.

"Itu bukan tanda yang sehat untuk lapisan es. Air hujan di atas es itu buruk. Itu membuat lapisan es lebih rentan terhadap pencairan permukaan," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Selasa, 24 Agustus 2021.

“Air hujan tidak hanya lebih hangat dari salju biasa, tetapi juga lebih gelap. sehingga menyerap lebih banyak sinar matahari daripada memantulkannya,” tambahnya.

Air lelehan es tersebut kemudian mengalir ke laut yang menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan laut.

Baca Juga: Kekayaan Alam Rp14 Ribu Triliun Dikuasai Taliban, Ilmuwan Prediksi Afghanistan Jadi Negara Kaya

Mencairnya lapisan es Greenland yang merupakan terbesar kedua di dunia setelah Antartika telah menyebabkan sekitar 25 persen kenaikan permukaan laut global yang terlihat selama beberapa dekade terakhir.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa pencairan es di Greenland akan terus terjadi karena suhu global meningkat.

Hujan turun selama beberapa jam di puncak lapisan es setinggi 3.216 meter pada 14 Agustus 2021 lalu di mana suhu tetap di atas titik beku selama sekitar sembilan jam kata para ilmuwan di Pusat Data Salju dan Es Nasional AS.

Suhu di lapisan es hampir tidak pernah naik di atas titik beku, tetapi sekarang telah meningkat tiga kali dalam waktu kurang dari satu dekade.

Secara total, 7 miliar ton hujan turun di Greenland selama tiga hari, dari 14-16 Agustus 2021 yang merupakan jumlah terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1950.

Baca Juga: Ikan dengan Gigi Seri Seperti Manusia Disebut Tanda Akhir Zaman? Ini Kata Ilmuwan

Hujan dan suhu tinggi memicu pencairan luas di seluruh pulau, yang mengalami kehilangan massa es permukaan pada 15 Agustus 2021 yang tujuh kali di atas rata-rata untuk pertengahan Agustus.

Hujan yang memecahkan rekor adalah yang terbaru dari serangkaian tanda peringatan tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi lapisan es Greenland.

Greenland mengalami peristiwa pencairan besar-besaran pada akhir Juli, ketika cukup banyak es yang mencair dalam satu hari untuk menutupi negara bagian Florida di AS dalam 5 sentimeter.

Peristiwa pencairan dan hujan minggu lalu itu sama-sama disebabkan oleh pola sirkulasi udara yang berarti udara hangat dan lembab untuk sementara menutupi pulau itu.

"Hujan yang mengkhawatirkan di puncak Greenland bukanlah peristiwa yang terisolasi," kata Twila Moon, wakil ilmuwan utama di Pusat Data Salju dan Es Nasional AS.

Seiring dengan meningkatnya banjir, kebakaran, dan kondisi ekstrim lainnya, ini adalah salah satu dari banyak "lonceng alarm" yang menunjukkan perlunya mengurangi dampak perubahan iklim.

"Kami benar-benar harus tetap fokus dalam beradaptasi serta mengurangi potensi perubahan iklim menjadi benar-benar menghancurkan," katanya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x