“China adalah negara yang bersahabat, dan kami menyambutnya untuk rekonstruksi dan mengembangkan Afghanistan,” kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen kepada media pemerintah China bulan lalu.
Baca Juga: Amerika Serikat Ingin Tunda Penarikan Pasukan Militer dari Afghanistan, Taliban Murka
Awal tahun ini, Pemerintah Afghanistan yang digulingkan menangkap sepuluh mata-mata China yang menciptakan sel ETIM palsu di Afghanistan untuk menjebak Muslim Uighur Afghanistan.
Hal tersebut menunjukkan tingkat atau paranoia yang dipegang China terhadap kelompok separatis Islam yang diperkirakan hanya terdiri dari beberapa ratus militan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, saat ini diperkirakan ada sebanyak kurang lebih 2.000 orang Muslim Uighur yang tinggal di Afghanistan.
Akan tetapi, meskipun sebagian besar telah tinggal di negara itu selama bertahun-tahun dan banyak yang memiliki kewarganegaraan Afghanistan, formulir identifikasi resmi mereka masih menyatakan bahwa mereka adalah imigran China.
Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa mereka akan digunakan sebagai bahan tawar-menawar atau isyarat diplomatik oleh Taliban untuk menjilat China.
Menariknya, Taliban mengadopsi pembicaraan ganda diplomatik Pemerintah Pakistan dalam menyerukan penindasan terhadap Muslim di seluruh dunia.
Akan tetapi, Taliban tetap diam pada penganiayaan Muslim Uighur di China dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri China.