Untung Dagang Narkotika Rp20 Triliun dan Sumbangan Asing, Ini Sumber Pendapatan Taliban

- 24 Agustus 2021, 16:35 WIB
Dikabarkan sumber pendapatan Taliban di Afghanistan diantaranya untung dagang Narkotika Rp20 triliun dan sumbangan asing.
Dikabarkan sumber pendapatan Taliban di Afghanistan diantaranya untung dagang Narkotika Rp20 triliun dan sumbangan asing. /Reuters

 

PR BEKASI - Kelompok Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan pemerintah Afghanistan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Dalam upaya mengambil alih kekuasaan pemerintahan tersebut, Taliban tentu harus memiliki sumber pedapatan.

Sumber pendapatan tersebut digunakan untuk membiayai konsumsi dan logistik seperti persenjataan.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 24 Agustus 2021, kelompok Taliban diketahui memiliki beberapa sumber pendapatan, seperti dari jualan narkotika dan sumbangan asing.

Baca Juga: Taliban Akui China Sebagai Sahabat Dekat, Muslim Uighur di Afghanistan Ketakutan

1. Narkotika
Adapun jenis narkotika yang didagangkan oleh kelompok Taliban adalah opium.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Narkoba dan Kejahatan dari PBB (UNODC) Cesar Gudes.

"Taliban telah mengandalkan opium Afghanistan sebagai salah satu sumber pendapatan utama mereka," kata Cesar Gudes.

Menurut laporan UNODC, Taliban memproduksi opium sebesar 9.900 tin yang senilai dengan 1.4 miliar dolar AS atau Rp20 triliun.

2. Pemalakan
Peneliti David Mansfield mengungkap, Taliban memiliki sumber pendapatan dari pemalakan atau pajak ilegal sekitar 240 juta dolar AS atau Rp3 triliun.

Baca Juga: Arab Saudi dan UEA Gelisah Taliban Ambil Alih Afghanistan, Usahakan Kembali Pendekatan Pragmatis

Sebagai informasi, kelompok Taliban menguasai daerah-daerah perbatasan jalur perdagangan.

Kelompok Taliban menuntut biaya ekspor dan impor di pos pemeriksaan pinggir jalan dan perbatasan.

3. Upeti Penambangan
Taliban dilaporkan menguasai daerah perusahaan penambang bijih besi, marmer, tembaga, emas, seng dan logam lainnya.

Oleh karena itu, Taliban meminta upeti kepada perusahaan pertambangan dengan ancaman pembunuhan jika menolak.

Menurut Komisi Batu dan Pertambangan Taliban, kelompok tersebut menghasilkan sekitar 400 juta dolar AS atau Rp5.7 Triliun per tahun.

4. Sumbangan Asing
Menurut laporan CIA, pada 2008 diperkirakan Taliban telah menerima sumbangan sebesar 106 juta dolar AS atau Rp1.5 triliun.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah