Israel dan Amerika Serikat Tak Lagi Mesra, Makin Renggang usai Diacuhkan dalam Konflik Iran?

- 28 Agustus 2021, 13:35 WIB
Hubungan AS dan Israel dikabarkan sedang memanas dalam beberapa bulan kebelakang ini menyusul negara Zionis tersebut yang menganggap AS tidak memperhatikan mereka dalam konflik dengan Iran.
Hubungan AS dan Israel dikabarkan sedang memanas dalam beberapa bulan kebelakang ini menyusul negara Zionis tersebut yang menganggap AS tidak memperhatikan mereka dalam konflik dengan Iran. /Reuters

PR BEKASI – Hubungan Israel dan Amerika Serikat (AS) diketahui sudah terbentuk lama sejak usainya Perang Dunia 2 lalu.

Namun, saat ini hubungan mesra di antara Israel dan AS dilaporkan sedang memburuk dan di ambang kehancuran dalam beberapa bulan terakhir.

Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir ini Israel menganggap AS tidak memperhatikan mereka terkait konflik negara Zionis tersebut dengan Iran.

Baca Juga: Tentara Israel Kembali Disoroti Usai Tembak Mati Bocah Palestina Berusia 15 Tahun

Perbedaan kebijakan utama antara Perdana Menteri Israel sebelumnya, Benjamin Netanyahu dan penerusnya, Naftali Bennett dianggap menimbulkan keretakan dengan Presiden AS Joe Biden

Ketika Joe Biden mengambil alih kekuasaan, ia berusaha memisahkan pemerintahan barunya dari pemerintahan pendahulunya.

Presiden AS Sebelumnya, Donald Trump telah mengintensifkan hubungan permusuhan AS dengan Iran, menyeret AS keluar dari kesepakatan nuklir dan memasang serangkaian sanksi sebagai gantinya.

Baca Juga: Warga Palestina Kembali Gelar Aksi Protes, Israel Blokade yang Lumpuhkan Aktivitas Selama Beberapa Hari

Langkah itu menimbulkan lonceng alarm di seluruh komunitas internasional, yang khawatir Iran akan mengabaikan pemeriksaan proliferasi nuklir.

Benjamin Netanyahu, yang pemerintahannya menentang kesepakatan nuklir sejak awal menyambutnya.

Janji Joe Biden untuk membawa AS kembali ke kesepakatan nuklir merangkum ketidaksepakatan tentang pembuatan kebijakan Iran antara kedua perdana menteri.

Baca Juga: Ingin Ubah Status Quo, Israel Diam-diam Izinkan Umat Yahudi Beribadah di Masjid Al Aqsa

Menurut The New York Times, ketidakpercayaan Benjamin Netanyahu berjalan begitu dalam sehingga dia memerintahkan intelijen Israel, Mossad dan badan-badan Israel lainnya untuk menahan pembagian intelijen dengan AS.

Pada April 2021, para pejabat Israel memberitahu pejabat AS tentang rencana mereka untuk menyerang pembangkit nuklir Natanz Iran dua jam sebelumnya.

Pemberitahuan singkat berarti intelijen AS tidak punya cukup waktu untuk campur tangan atau bahkan menilai oposisi.

Baca Juga: Bunuh Banyak Warga Palestina Hanya untuk Senang-senang, Komandan Israel Murka Pada Pasukannya

Benjamin Netanyahu akhirnya memberi jalan kepada Naftali Bennett yang merebut kekuasaannya setelah lebih dari satu dekade menjabat.

Tetapi ketika dia menyerahkan kendali, Naftali Bennett ditinggalkan untuk mengambil hubungan yang compang-camping dengan AS.

Dia telah mendekati Joe Biden dengan harapan untuk membangun kembali dan telah mendarat di Washington untuk memulai pembicaraan.

Baca Juga: Peringati Hari Kucing Sedunia, 2 Juta Kucing Jalanan di Israel Dilaporkan Terlantar dan Menderita

Berbicara kepada Times, salah satu asisten Naftali Bennett mengatakan bahwa Benjamin Netanyahu telah membuat hubungan Israel dengan pemerintahan Joe Biden hancur.

"Dia (Benjamin Netanyahu) telah membuat hubungan kami dengan AS hancur. Kami akan memperbaikinya lagi," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Naftali Bennett sekarang berada di AS untuk menghadiri pertemuan yang dijadwalkan ulang dengan Joe Biden.

Baca Juga: Aktivis Israel Diduga Ejek Perolehan Medali Malaysia di Olimpiade Tokyo 2020

Pertemuan tatap muka pertama mereka terjadi saat AS berduka atas kematian tentara dan personilnya di Afghanistan menyusul serangan bom kemarin.

“Keduanya akan bertujuan untuk mengatur ulang nada hubungan AS-Israel,” menurut orang dalam, dengan subjek yang mungkin termasuk berbagi intelijen dan Iran.

Mayor Jenderal Israel Aharon Zeevi Farkash mengatakan pembagian intelijen akan menjadi salah satu topik terpenting yang mereka diskusikan.

Jika tidak, Naftali Bennett mengatakan dia berharap dapat membujuk Joe Biden untuk meninjau kembali kesepakatan nuklir Iran.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x