Supermarket di Selandia Baru Hentikan Sementara Penjualan Pisau dan Gunting, Imbas Insiden Penikaman Brutal

- 6 September 2021, 09:17 WIB
Grup Supermarket Selandia Baru Countdown tidak akan menjual benda tajam seperti pisau hingga gunting, imbas insiden penikaman di tempatnya.
Grup Supermarket Selandia Baru Countdown tidak akan menjual benda tajam seperti pisau hingga gunting, imbas insiden penikaman di tempatnya. /Tangkapan layar dari Google Maps/Asia One

PR BEKASI - Group Supermarket Countdown di Selandia Baru tidak akan menjual pisau dan gunting di semua toko milik perusahaan untuk sementara waktu.

Hal itu dilakukan setelah aksi penikaman yang terjadi di salah satu toko milik Grup Supermarket Countdown.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 6 September 2021, Gurp Supermarket Countdown telah mengeluarkan pisau dan gunting dari raknya.

Baca Juga: Pria di Selandia Baru Nekat Tikam 6 Orang di Supermarket, Akui Terinspirasi dari Kelompok Radikal ISIS

Sehari setelah seorang pria yang oleh pihak berwenang disebut sebagai ekstremis Islam menikam enam orang di salah satu toko perusahaan, ungkap Countdown pada Sabtu, 4 September 2021.

"Tadi malam, kami membuat keputusan untuk menghapus sementara semua pisau dan gunting dari rak kami sambil mempertimbangkan apakah kami harus terus menjualnya," kata manajer umum Countdown untuk keselamatan Kiri Hannifin.

"Kami ingin semua tim kami merasa aman ketika mereka datang untuk bekerja, terutama mengingat kejadian kemarin," katanya dalam sebuah pernyataan media.

Baca Juga: Kafe hingga Supermarket Wajib Bayar Royalti jika Putar Lagu, Fiersa Bersari: Musikus Memperjuangkan Haknya

Keputusan yang dilakukan Grup Countdown juga membuat grup supermarket lain di Selandia Baru ikut menghapus pisau tajam dari penjualan, media lokal melaporkan.

Saat aksi penyerangan polisi menembak mati penyerang, yakni seorang warga negara Sri Lanka yang tidak dapat disebutkan namanya karena perintah pengadilan.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pria itu terinspirasi oleh kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan telah berada di bawah pengawasan polisi terus-menerus.

Baca Juga: Rekam Bokong Perempuan di Supermarket Diam-diam, Pelaku Pelecehan Ini Ditangkap Petugas Kepolisian

Polisi mengikuti pria itu ketika dia pergi ke supermarket Countdown di mal New Lynn di Auckland.

Mereka mengatakan mereka mengira dia pergi berbelanja, tetapi dia mengambil pisau dari pajangan dan mulai menikam orang.

Polisi mengatakan mereka menembaknya dalam satu menit dari awal serangan. Tiga dari enam korban berada dalam kondisi kritis.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-50, Supermarket di Islandia Luncurkan Nugget ke Ruang Angkasa

Ardern mengatakan penyerang telah diawasi sejak 2016 karena dukungannya terhadap ideologi kekerasan yang terinspirasi oleh ISIS. Secara hukum pria itu tidak bisa ditahan di penjara, jadi dia terus-menerus diawasi.

Pemerintah telah meminta pencabutan segera perintah penindasan sehingga rincian lebih lanjut tentang orang tersebut dapat dipublikasikan. Namun Ardern diperkirakan akan berbicara kepada media terkait publikasi kasus penikaman itu dalam waktu dekat.

Baca Juga: Supermarket Inggris Kehabisan Stok Bahan Pokok Akibat Virus Corona, Analis Ritel Usulkan Program Memberi Makan Bangsa

Lebih lanjut, Countdown adalah jaringan supermarket serba ada di bawah perusahaan Woolworths Selandia Baru, yang merupakan anak perusahaan dari Grup Woolworths Australia.

Countdown pertama dibuka pada tahun 1981 dan rantai tersebut telah berkembang menjadi 180 toko pada tahun 2018.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x