PR BEKASI - Kudeta Junta Myanmar akhirnya bisa menemukan titik terang setelah melewati berbagai konflik hingga protes warga sipil.
Baru-baru ini Junta Myanmar sepakat untuk menciptakan gencatan senjata hingga akhir tahun 2021 ini.
Seperti diketahui bahwa gencatan senjata tersebut ditawarkan oleh ASEAN.
Namun, Myanmar tidak menyepakati begitu saja tanpa adanya alasan.
Baca Juga: Rusia Siap Kirim Jet Tempur Sukhoi Su-30 ke Myanmar Dukung Kesepakatan Senjata
Myanmar menerima tawaran tersebut karena ASEAN menjanjikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang nilainya kurang lebih 8 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp85 miliar.
Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar, Erywan Yusof, menjadi pihak yang menawarkan gencatan senjata. Ia menawarkannya pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Wunna Maung Lwin dan perwakilan militer.
Adapun pertemuan tersebut digelar secara virtual karena Yusof belum mendapat lampu hijau untuk pergi ke Myanmar.