Taliban Pisahkan Tempat Duduk Murid Pria dan Wanita di Universitas, Mahasiswi: Ini Tidak Dapat Diterima

- 7 September 2021, 14:45 WIB
Siswa di Afghanistan dipisahkan tempat duduknya antara wanita dan pria saat menghadiri kelas di Universitas Avicenna di Kabul, Afghanistan pada 6 September 2021.
Siswa di Afghanistan dipisahkan tempat duduknya antara wanita dan pria saat menghadiri kelas di Universitas Avicenna di Kabul, Afghanistan pada 6 September 2021. /REUTERS

PR BEKASI - Perkuliahan di seluruh Afghanistan kembali dibuka usai Taliban merebut kekuasaan dari pemerintahan Ashraf Ghani.

Pembelajaran tatap muka di Afghanistan mengharuskan Pria dan Wanita mulai dipisahkan, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 7 September 2021.

Pemisahan tempat duduk dilakukan baik dengan membedakan kelas maupun dipisahkan dengan tirai.

Baca Juga: Taliban Buru Perempuan PSK dan Artis Porno Afghanistan untuk Dieksekusi di Depan Umum 

Apa yang terjadi di universitas-universitas dan sekolah-sekolah di seluruh Afganistan, juga akan diawasi ketat oleh negara barat.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hak-hak wanita akan masih dijunjung tinggi setelah gerakan militan Islam berkuasa.

Beberapa negara Barat mengatakan, bantuan vital dan pengakuan terhadap Taliban akan tergantung pada bagaimana mereka menjalankan negara, termasuk perlakuan mereka terhadap anak perempuan dan wanita.

Ketika terakhir memerintah dari 1996-2001, kelompok itu melarang anak perempuan bersekolah dan berkuliah di sejumlah universitas termasuk saat bekerja.

Baca Juga: Taliban Tertawa Ngakak saat Ditanya Nasib dan Hak-hak Perempuan Afghanistan oleh Wartawan Amerika 

Meskipun ada jaminan dalam beberapa pekan terakhir bahwa hak-hak wanita akan dihormati sesuai dengan hukum Islam, tetapi masih tidak jelas apa pada praktiknya akan menerapkan hal yang sama.

Guru dan siswa di universitas di kota-kota terbesar Afghanistan seperti Kabul, Kandahar, dan Herat mengatakan kepada Reuters bahwa siswa perempuan dipisahkan di kelas.

Lalu diajar secara terpisah atau dibatasi pada bagian-bagian tertentu dari kampus.

Anjila, mahasiswi berusia 21 tahun dari Universitas Kabul saat dihubungi oleh Reuters mengatakan, pemasangan tirai tersebut menurutnya hal yang aneh dan tidak dapat diterima.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, WHO: 90 Persen Rumah Sakit di Aghanistan Terancam Ditutup Minggu Ini 

"Memasang tirai tidak dapat diterima," kata Anjila.

"Saya benar-benar merasa tidak enak ketika saya memasuki kelas. Kami secara bertahap kembali ke 20 tahun yang lalu," ucap Anjila.

"Bahkan sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan, Anjila mengatakan siswa perempuan telah duduk terpisah dari laki-laki. Tetapi ruang kelas tidak dibagi secara fisik," sambungnya.

Taliban mengatakan pekan lalu bahwa sekolah harus dilanjutkan tetapi laki-laki dan perempuan harus dipisahkan.

Baca Juga: Taliban Bantah Tembak Polwan Afghanistan yang Sedang Hamil: Penyelidikan Kami Sedang Berlangsung 

Seorang juru bicara Taliban tidak mengomentari foto kelas yang dipisahkan atau tentang tindakan apa yang akan dilakukan di universitas.

Tetapi seorang pejabat senior Taliban mengatakan kepada Reuters bahwa pemisah seperti itu merupakan suatu hal yang "sepenuhnya dapat diterima".

Ia menuturkan, Afghanistan memiliki "sumber daya dan tenaga kerja yang terbatas, jadi untuk saat ini yang terbaik adalah memiliki guru yang sama yang mengajar untuk kedua sisi kelas."

Baca Juga: Taliban Buat Aturan Baru di Afghanistan, Pisahkan Tempat Duduk Siswa Perempuan dan Laki-laki dengan Tirai 

Tetaplah Belajar

Profesor Jurnalisme di Universitas Herat di bagian barat negara itu mengatakan kepada Reuters bahwa dia memutuskan untuk membagi kelas satu jamnya menjadi dua bagian, pertama mengajar perempuan dan kemudian laki-laki.

Dari 120 siswa yang mendaftar untuk kelasnya, kurang dari seperempat muncul di sekolah pada hari Senin.

Sejumlah siswa dan guru telah meninggalkan negara itu dan nasib sektor media swasta yang berkembang pesat di negara itu, tiba-tiba diragukan.

"Siswa sangat gugup hari ini," katanya.

"Saya mengatakan kepada mereka untuk terus datang dan terus belajar dan dalam beberapa hari mendatang pemerintah baru akan menetapkan aturan," paparnya.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah