"Setiap kali saya melihat salah satu dari mereka ditimpa, saya merasa seperti bagian dari diri saya juga dihancurkan," katanya.
Pada penutupnya, Sharifi menegaskan bahwa Taliban tidak mengerti hakikat seni.
"Tidak ada kosakata tentang seni dalam kamus Taliban. Mereka bahkan tidak bisa memahaminya," ucapnya.***