Matahari Diprediksi Menelan Bumi, Para Astronom Ungkap Peristiwa yang Terjadi Setelahnya

- 9 September 2021, 12:42 WIB
Para astronom memprediksi hal mengejutkan setelah matahari menelan bumi.
Para astronom memprediksi hal mengejutkan setelah matahari menelan bumi. /REUTERS/Yannis Behrakis

PR BEKASI – Sebuah prediksi mengejutkan oleh para astronom telah mengungkapkan seperti apa Matahari setelah mati dan menelan Bumi.

Matahari saat ini diketahui berusia sekitar 4.6 miliar tahun dan para astronom percaya bahwa saat ini usianya sudah setengah jalan.

Pada 2018, tim astronom internasional mengatakan bahwa nebula planet, yang merupakan gelembung gas dan debu bercahaya, akan menjadi hasil yang paling mungkin dari kematian Matahari.

Baca Juga: Para Astronom Peringatkan Dampak Badai Matahari: Dapat Padamkan Listrik Global hingga 2 Tahun

Tapi sebelum itu, ada bukti yang membantah apakah itu benar meskipun banyak peneliti sepakat bahwa sebelum keberangkatan terakhirnya, dalam lima miliar tahun Matahari akan berubah menjadi raksasa merah.

Inti bintang seharusnya menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars dan menelan Bumi dalam prosesnya jika masih ada.

Bukti menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi hampir pasti akan berakhir sebelum waktu itu tiba.

Baca Juga: UFO Diduga Muncul Dekat Matahari dalam 5 Tahun Terakhir, Bukti Kehidupan Alien?

Hal tersebut dikarenakan karena kecerahan Matahari meningkat sekitar sepuluh persen setiap miliar tahun.

Kecerahan yang meningkat akan menguapkan semua air di lautan Bumi, membuat permukaannya terlalu panas untuk membentuk air yang merupakan hal terpenting bagi kehidupan manusia.

Tetapi, meskipun periode raksasa merah agak disetujui oleh para peneliti, hanya sedikit yang diketahui tentang periode yang datang setelah itu.

Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Matahari Tiba-tiba Meledak? Simak Penjelasannya

Pada 2018 dilakukan penelitian menggunakan pemodelan komputer untuk menentukan periode tersebut.

Seperti 90 persen bintang lainnya, hasil yang paling mungkin adalah Matahari akan menyusut dari raksasa merah menjadi katai putih dan akhirnya akan mengakhiri hidupnya sebagai bintang menjadi nebula planet.

Albert Zijlstra, seorang astrofisikawan dari University of Manchester dan rekan penulis studi tersebut, mengatakan ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan massa gas dan debu yang dikenal sebagai selubungnya ke luar angkasa.

Baca Juga: Hotman Paris dan Para Konglomerat 'Mengemis' Vitamin D pada Matahari, Abdillah Toha: Saya Kehabisan Kata-kata

“Beratnya bisa mencapai setengah massa bintang. Ini mengungkapkan inti bintang, yang pada titik ini dalam kehidupan bintang kehabisan bahan bakar sebelum akhirnya mati," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 9 September, 2021.

"Baru kemudian inti panas membuat selubung yang dikeluarkan bersinar terang selama sekitar 10.000 tahun periode singkat dalam astronomi. Inilah yang membuat nebula planet terlihat," tambahnya.

Model data yang dibuat oleh penulis studi memprediksi siklus hidup berbagai jenis bintang untuk mengetahui kecerahan nebula planet yang terkait dengan massa bintang yang berbeda.

Baca Juga: Ahli Sebut Badai Matahari Akan Hantam Bumi Hari Ini, Jaringan Listrik dan Komunikasi Diprediksi Terganggu

Para ahli sekarang memiliki model yang jelas untuk mengukur Matahari yang menunjukkan bahwa ia hanya akan hidup sebentar lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

“Kami sekarang tidak hanya memiliki cara untuk mengukur keberadaan bintang-bintang berusia beberapa miliar tahun di galaksi-galaksi jauh,” kata Albert Zijlstra.

“Itu merupakan kisaran yang sangat sulit diukur, kami bahkan telah menemukan apa yang akan dilakukan Matahari. ketika mati,” tambahnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x