Ahli Sebut Badai Matahari Akan Hantam Bumi Hari Ini, Jaringan Listrik dan Komunikasi Diprediksi Terganggu

- 23 Juli 2021, 09:52 WIB
Badai Matahari yang terdeteksi pada hari Selasa, 20 Juli, telah melemparkan awan bermuatan partikel jahat ke arah Bumi yang diprediksi akan menyebabkan gangguan listrik dan jaringan komunikasi.
Badai Matahari yang terdeteksi pada hari Selasa, 20 Juli, telah melemparkan awan bermuatan partikel jahat ke arah Bumi yang diprediksi akan menyebabkan gangguan listrik dan jaringan komunikasi. /PIXABAY

PR BEKASI – Badai Matahari yang terdeteksi pada hari Selasa, 20 Juli, telah melemparkan awan bermuatan partikel jahat ke arah Bumi, pada Kamis, 22 Juli 2021.

Meskipun tidak akan berdampak langsung pada kehidupan di Bumi, namun ledakan tersebut diperkirakan akan memicu badai matahari kecil di magnetosfer yang mengelilingi Bumi pada Jumat, 23 Juli 2021 hari ini.

Para ahli di Pusat Prediksi Cuaca Ruang Angkasa AS (SWPC) telah memperingatkan badai Matahari tersebut dapat menyebabkan badai lemah gangguan jaringan listrik, serta gangguan jaringan komunikasi.

Baca Juga: NASA: Jakarta Terancam Tenggelam Beberapa Tahun Mendatang

"Badai geomagnetik G1 (Kecil) atau lebih besar mungkin terjadi pada 23 Juli sebagai tanggapan atas pukulan sekilas CME,” kata salah seorang ahli, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express.

CMEs atau coronal mass ejection adalah pelepasan besar plasma dan medan magnet dari Matahari yang kadang-kadang disertai dengan semburan matahari.

CME dan suar dapat, pada gilirannya, memicu badai matahari dengan melemparkan aliran berkecepatan tinggi dari bahan bermuatan di magnetosfer yang merupakan wilayah ruang di sekitar Bumi yang didominasi oleh medan magnet planet.

Baca Juga: Siaran Langsung NASA Rekam 10 UFO Berputar-putra Dekat Stasiun Ruang Angkasa

Menurut NASA, ini dapat mengupas medan magnet "terbuka seperti bawang", memungkinkan partikel bermuatan menabrak kutub dan atmosfer.

Ketika ini terjadi, medan magnet Bumi melemah selama sekitar enam sampai 12 jam dan akan memakan waktu beberapa hari untuk pulih sepenuhnya.

Badai matahari dapat menyebabkan berbagai efek mulai dari gangguan kecil pada operasi satelit, hingga pemadaman total.

Baca Juga: Mantan Astronot NASA Mengaku Khawatir Terhadap Aktivitas China di Luar Angkasa

"Sebuah filamen magnet di dekat bintik matahari AR2846 meletus pada 20 Juli, memicu suar matahari kelas-B dan melemparkan awan plasma ke luar angkasa, menurut situs astronomi SpaceWeather.com,” ungkapnya.

"Biasanya, lokasi lokasi ledakan akan mengesampingkan dampak pada Bumi. Namun, puing-puing ledakan itu menyembur ke samping,” tambahnya.

Pemodelan oleh US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan SWPC menunjukkan puing-puing badai Matahari akan menyerang medan magnet Bumi di beberapa titik antara hari ini dan Sabtu, 24 Juli 2021.

Baca Juga: NASA Luncurkan Roket Black Brant XII Hari Ini, Bagian dari Proyek Ambisius?

Namun, beruntungnya para ahli hanya memperkirakan badai Matahari tersebut akan memiliki peringkat G1 yang artinya skala minor/kecil.

Badai Matahari peringkat G1 dapat menyebabkan fluktuasi jaringan listrik yang lemah dan memiliki dampak kecil pada operasi satelit.

Badai matahari yang lemah juga diketahui berdampak pada hewan yang bermigrasi dan dapat memicu aurora yang indah di kutub Bumi.

Baca Juga: Roket China Telah Tejatuh di Sekitar Maladewa, NASA: China Gagal Penuhi Standar Negara Antariksa

Semakin kuat badai, semakin besar kemungkinannya akan berdampak pada bisnis Anda sehari-hari.

Sementara itu, peringkat G5 yang berarti badai Matahari ekstrim berpotensi menyebabkan pemadaman listrik dan jaringan listrik mungkin mengalami keruntuhan total.

Badai kuat yang dipicu oleh CME pada diketahui pernah terjadi pada 13 Maret 1989 yang kemudian menyebabkan jaringan listrik Hydro-Québec di Kanada runtuh.

Baca Juga: NASA Klaim SpaceX Nyaris Dihancurkan oleh UFO Sebelum Sampai ke Stasiun Ruang Angkasa

Badai Matahari itu menyebabkan transformator gagal dan menyebabkan lebih dari enam juta orang tanpa listrik selama sembilan jam.

Badai matahari juga berpotensi berdampak buruk pada lalu lintas udara dengan mengganggu komunikasi antara pesawat dan pengatur lalu lintas di darat.

NASA mengatakan, selama peristiwa cuaca ruang angkasa tertentu, partikel energi matahari berputar menuruni garis medan geomagnetik di daerah kutub.

Baca Juga: Tak Hanya Terjadi di Bumi, NASA Catat Ada Dua Gempa Kuat yang Guncang Planet Mars

Matahari meningkatkan kepadatan gas terionisasi, yang pada gilirannya mempengaruhi propagasi gelombang radio dan dapat mengakibatkan pemadaman radio.

"Peristiwa ini dapat berlangsung selama beberapa hari, selama waktu itu pesawat harus dialihkan ke garis lintang di mana komunikasi satelit dapat digunakan," kata NASA.



Karena peristiwa ini tidak dapat diprediksi dan tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya, beberapa ahli telah memperingatkan kita sedang menunggu badai Matahari besar yang akan melumpuhkan dunia kita yang bergantung pada teknologi.

Menurut laporan tahun 2013, biaya ekonomi dari badai Matahari besar yang menghantam Bumi akan menyebabkan kerugian sebesar triliunan rupiah.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x