Taliban Berkuasa, Afghanistan Terancam Kehabisan Makanan pada Akhir Bulan Ini

- 16 September 2021, 07:21 WIB
Ilustrasi kelaparan. Taliban berkuasa, Afghanistan terancam kehabisan pangan pada akhir bulan ini.
Ilustrasi kelaparan. Taliban berkuasa, Afghanistan terancam kehabisan pangan pada akhir bulan ini. /REUTERS/Mohamed al-Sayaghi

PR BEKASI - Sebulan setelah merebut Kabul, Taliban menghadapi suatu masalah yang menakutkan.

Taliban saat ini berusaha mengubah kemenangan militernya menjadi pemerintahan Afghanistan.

Setelah empat dekade perang dan kematian puluhan ribu orang, keamanan sebagian besar wilayah Afghanistan mulai meningkat.

Baca Juga: Ekspor Indonesia ke Afghanistan Melejit usai Taliban Berkuasa, Nahra: Beneran Mau Dagang Sama 'Teroris'?

Akan tetapi, kondisi ekonomi Afghanistan berada di ambang kehancuran, meskipun sudah menggelontorkan dana ratusan miliar dolar untuk pembangunan selama 20 tahun terakhir.

Dilansir dari Al Jazeera, kekeringan dan kelaparan mendorong ribuan orang Afghanistan dari pedesaan menuju kota-kota.

Selain itu, Program Pangan Dunia khawatir persediaan makanan akan habis pada akhir bulan ini, mendorong 14 juta warga Afghanistan yang rawan pangan jatuh ke jurang kelaparan.

Baca Juga: Misteri Keberadaan Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Hilang usai Dilantik Jadi Wakil PM Afghanistan

Sementara banyak perhatian di Barat terfokus pada apakah pemerintah baru Taliban akan menepati janjinya untuk melindungi hak-hak perempuan dan menolak kelompok-kelompok seperti al-Qaeda.

Bagi kebanyakan warga Afghanistan, prioritas utamanya adalah kelangsungan hidup yang sederhana.

"Setiap orang Afghanistan, anak-anak, mereka lapar, mereka tidak punya sekantong tepung atau minyak goreng," kata penduduk Kabul, Abdullah yang dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Kamis, 16 September 2021 dari Al Jazeera.

Baca Juga: Taliban Minta Perempuan Kenakan Burqa, Perempuan Afghanistan: Penghapusan Identitas

Kemudian pada Selasa, Rein Paulsen, direktur Kantor Darurat dan Ketahanan Organisasi Pangan dan Pertanian, mengatakan kepada wartawan di markas besar PBB dalam sebuah video briefing dari Kabul bahwa empat juta warga Afghanistan menghadapi 'darurat pangan'.

Paulsen mengatakan 70 persen warga Afghanistan tinggal di daerah pedesaan dan ada kekeringan parah yang mempengaruhi 7,3 juta warga Afghanistan di 25 dari 34 provinsi di negara itu.

Dan juga komunitas pedesaan yang rentan ini juga terkena pandemi.

Baca Juga: Nasib Janda di Afghanistan di Bawah Kekuasaan Taliban, Diskriminasi dan Tak Boleh Hidup Mandiri

Paulsen mengatakan bahwa musim tanam gandum pada musim dingin, yang paling penting di Afghanistan, juga terancam oleh 'tantangan uang tunai dan sistem perbankan' serta tantangan terhadap pasar dan barang-barang pertanian.

"Lebih dari setengah asupan kalori harian warga Afghanistan berasal dari gandum," katanya.

Jika pertanian runtuh lebih jauh, Paulson memperingatkan, itu akan meningkatkan kekurangan gizi, meningkatkan perpindahan dan memperburuk situasi kemanusiaan.

Baca Juga: Satu Bulan Taliban Berkuasa, PBB Ungkap 38 Juta Warga Afghanistan Rentan Alami Kemiskinan pada 2022

Antrean panjang masih terbentuk di luar bank, dimana batas penarikan mingguan sekitar 20.000 afghani atau sekitar 200 dolar AS telah diberlakukan untuk melindungi cadangan negara yang semakin menipis.

Pasar dadakan dimana orang-orang menjual barang-barang mereka bermunculan di seluruh Kabul, meskipun pembeli kekurangan pasokan.

Donor internasional telah menjanjikan lebih dari 1 miliar dolar untuk mencegah apa yang diperingatkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai 'runtuhnya seluruh negara'.

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x