Populasi Koala di Australia Menurun Drastis, Pemerintah Diminta Lebih Serius

- 21 September 2021, 17:54 WIB
30 persen populasi Koala di Australia menurun drastis disebabkan karena kebakaran hutan dan alih fungsi lahan.
30 persen populasi Koala di Australia menurun drastis disebabkan karena kebakaran hutan dan alih fungsi lahan. /Pexels/ Jonathan Lajoie/Pexels

PR BEKASI - Australia telah kehilangan sekitar 30 persen populasi Koala selama tiga tahun terakhir.

Penurunan populasi koala salah satunya akibat dilanda kekeringan.

Penyebab lainnya karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta maraknya penebangan pohon, kata Australia Koala Foundation.

Baca Juga: 40 Koala Mati Akibat Penebangan Liar, Victoria Nyatakan Berduka 

LSM itu kini mendesak agar pemerintah Australia berbuat lebih banyak untuk melindungi habitat hewan khas Australia itu.

Australia Koala Foundation memperkirakan populasi koala telah turun menjadi kurang dari 58.000 tahun ini.

Padahal pada tahun 2018, ada lebih dari 80.000 koala di seluruh wilayah Australia.

Tercacat, penurunan terburuk berada di negara bagian New South Wales.

Di wilayah tersebut, jumlah Koala dilaporkan turun 41 persen.

Baca Juga: Bukan Kanguru atau Koala, 8 Fakta Menarik 'Quokka' Primadona Baru Australia yang Lucu dan Menggemaskan 

"Penurunannya cukup drastis," kata Ketua Australian Koala Foundation Deborah Tabart, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Selasa, 21 September 2021.

Lebih lanjut diketahui tidak ada tren kenaikan koala di mana pun di negeri itu.

Hanya satu daerah dalam penelitian yang diperkirakan memiliki lebih dari 5.000 koala.

Beberapa daerah diperkirakan memiliki sedikitnya lima atau sepuluh.

Tabart mengatakan, negara itu membutuhkan undang-undang perlindungan koala.

Baca Juga: AS, Inggris dan Australia Bentuk Aliansi Bikin Kapal Selam Nuklir Lawan China, Perang Dunia 3 Makin Dekat? 

"Saya hanya berpikir tindakan sekarang sangat penting," ucap Tabart.

"Saya tahu itu bisa terdengar seperti kisah kelangkaan dan kehancuran yang tak ada habisnya ini, tetapi angka-angka ini benar. Mereka mungkin lebih buruk," katanya, kepada Reuters.

Penurunan di New South Wales kemungkinan terjadi lebih percepat setelah sebagian besar hutan rusak.

Hutan tersebut rusak karena kebakaran hutan pada akhir 2019 dan awal 2020, tetapi beberapa dari daerah tersebut sudah tidak memiliki koala.

"Yang kami khawatirkan adalah tempat-tempat seperti bagian barat New South Wales di mana kekeringan selama sepuluh tahun terakhir baru saja memiliki efek kumulatif," kata Tabart.

Baca Juga: Pria Ini Nekat Pulang dari Tahiti ke Australia Naik Perahu, Gegara Tak Ada Penerbangan Pesawat 

"Di mana sistem sungai benar-benar kering selama bertahun-tahun, sungai gum merah, yang merupakan sumber kehidupan koala, mati," katanya.

Pemerintah Australia pada bulan Juni menyerukan komentar publik tentang rencana pemulihan nasional untuk New South Wales dan Queensland.

Wilayah lainnya adalah sekitar Ibu Kota Australia di Canberra.

Ia pun mempertanyakan, apakah status perlindungan spesies koala yang terancam harus dinaikkan dari "rentan" menjadi "terancam punah".

Komentar tentang rencana pemulihan dijadwalkan pada hari Jumat ini.

Baca Juga: Australia Terancam Jadi Sasaran Perang Nuklir China, Imbas Bentuk Aliansi Militer dengan Inggris dan AS 

Selain dampak kekeringan dan kebakaran, pembukaan lahan oleh pengembang properti dan pembangun jalan telah menghancurkan habitat hewan berkantung yang ikonik itu.

"Saya pikir semua orang mengerti, kita harus berubah. Tapi jika buldoser itu terus bekerja, maka saya sangat khawatir pada koala," kata Tabart.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x