Baca Juga: 19 Pesawat Tempur China Masuk Zona Pertahanan Udaranya, Taiwan Siaga Perang
Zhao Lijian menambahkan jumlah sebenarnya kematian warga sipil Afghanistan yang disebabkan oleh serangan udara ini jauh lebih tinggi daripada hitungan resmi.
"AS berutang kepada rakyat Afghanistan untuk meluncurkan penyelidikan, mencari tahu kebenarannya, meminta pertanggungjawaban pelaku dan memastikan tragedi seperti itu tidak akan terulang," katanya.
Zhao Lijian diketahui telah sangat vokal dalam pidato tentang perjanjian Aukus baru-baru ini antara AS, Australia dan Inggris.
“Menghadapi tantangan bersama untuk memerangi epidemi dan pemulihan ekonomi, orang-orang di kawasan Asia-Pasifik membutuhkan pertumbuhan dan lapangan kerja, bukan kapal selam dan bubuk mesiu,” katanya.
Baca Juga: Lithuania Perkuat Keamanan Siber Usai Temukan Dugaan Sensor Bawaan dari Ponsel Buatan China
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China juga menggambarkan perjanjian trilateral sebagai sangat tidak bertanggung jawab.
Dalam cuitan terpisah, Zhao Lijian menyatakan kesepakatan kapal selam nuklir Australia-Inggris-AS (AUKUS) berfungsi sebagai pengingat besar bagi Eropa bahwa sekutu trans-Atlantiknya bisa sangat berbahaya.
China diketahui bukan satu-satunya negara yang mengkritik perjanjian AUKUS trilateral tersebut.
Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob mengatakan bahwa dia yakin perjanjian itu akan memprovokasi kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif di kawasan itu, terutama di Laut Natuna Utara.