Xi Jinping Beri 'Ancaman' Pada Oposisi, Kirim Surat untuk Peringati Situasi 'Suram' Taiwan

- 26 September 2021, 20:52 WIB
Presiden China, Xi Jinping mengirim surat kepada pihak oposisi untuk memperingatkan soal situasi 'suram' di Taiwan..
Presiden China, Xi Jinping mengirim surat kepada pihak oposisi untuk memperingatkan soal situasi 'suram' di Taiwan.. /REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/REUTERS

PR BEKASI - Presiden China Xi Jinping menyebut situasi di Selat Taiwan saat ini sangat 'kompleks dan suram'.

Hal itu ia tulis dalam surat ucapan selamat kepada pemimpin partai oposisi utama Taiwan yang baru terpilih.

Xi Jinping telah berjanji untuk memperbarui pembicaraan mengenai situasi Taiwan dengan Beijing.

Baca Juga: Picu Seruan Perang Dengan Australia, China: Kita Harus Siap untuk Serangan Nuklir Pertama 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari CNA pada Minggu, 26 September 2021, Kuomintang (KMT) Taiwan terpilih sebagai pemimpin baru di negara pecahan China itu.

Mantan Wali Kota New Taipei City, Eric Chu mengatakan akan menghidupkan kembali kontak tingkat tinggi yang terhenti dengan Partai Komunis China yang berkuasa.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan telah meningkatkan tekanan militer serta politik.

Hal itu dilakukan untuk memaksa pulau itu menerima kembali kedaulatan China.

Baca Juga: Putri Pendiri Huawei Bebas Usai Dipenjara 3 Tahun yang Sebabkan Hubungan AS, Kanada, dan China Memburuk 

Meskipun sebagian besar rakyat Taiwan tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh Beijing.

Dalam surat Xi Jinping, yang salinannya dirilis oleh KMT, dia mengatakan, kedua pihak memiliki 'interaksi yang baik'.

Hal itu berdasarkan penentangan bersama mereka terhadap kemerdekaan Taiwan.

"Saat ini, situasi di Selat Taiwan rumit dan suram. Semua putra dan putri bangsa China harus bekerja sama dengan satu hati dan maju bersama," tulis Xi yang juga ketua Partai Komunis.

Baca Juga: Amien Rais Singgung Politik Indonesia Tiru China: China Labrak Nilai-nilai Demokrasi 

Dia menyatakan harapan bahwa kedua pihak dapat bekerja sama dalam 'mencari perdamaian di Selat Taiwan dan mencari reunifikasi dan revitalisasi nasional.

Chu, yang kalah telak dalam pemilihan presiden 2016 dari Presiden Tsai Ing-wen saat ini, menanggapi Xi bahwa orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan adalah Kaisar Kuning.

Chu menyalahkan Partai Progresif Demokratik (DPP) Tsai atas ketegangan dengan Beijing setelah mengejar kebijakan anti-China.

Chu mengatakan dia berharap untuk mencari kesamaan dan menghormati perbedaan dengan China.

Hal itu untuk meningkatkan rasa saling percaya dan keramahan serta memperkuat pertukaran dan kerja sama.

Sehingga memungkinkan pengembangan hubungan lintas-selat yang damai dan berkelanjutan.

Baca Juga: Perusahaan Afiliasi Raksasa Baja dan Nikel China Akan Bangun Pabrik Lithium di Sulawesi Senilai Rp5 Triliun 

Di bawah masa 17 bulan pemimpin KMT, Johnny Chiang mengatakan kontak tingkat tinggi dengan China terhenti di tengah ketegangan militer dan kecurigaan di Beijing.

Partai tidak cukup berkomitmen untuk gagasan Taiwan sebagai bagian dari 'satu Cina'.

Selain kalah dalam pemilihan 2016, KMT dikalahkan juga dalam pemilihan tahun lalu setelah gagal menghilangkan tuduhan DPP bahwa mereka adalah antek Beijing.

China menolak untuk berbicara dengan Tsai yang menyebutnya sebagai separatis.

Baca Juga: Pemerintah China Larang Ultraman 3 Tayang di Televisi, Berawal dari Laporan Orang Tua 

Dia mengatakan bahwa Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, nama resmi pulau itu.

Ia mengingatkan hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka sendiri.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah