China Kurangi Aborsi Untuk Tujuan Non-Medis, Tingkatkan Kesehatan Reproduksi Wanita

- 27 September 2021, 14:39 WIB
China resmi kurangi jumlah aborsi untuk tujuan non-medis untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita.
China resmi kurangi jumlah aborsi untuk tujuan non-medis untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita. /REUTERS/Carlos Barria

PR BEKASI – Pemerintah China telah resmi untuk mengurangi jumlah aborsi yang dilakukan untuk tujuan non-medis.

Kebijakan baru tersebut telah disebarkan oleh kabinet China dalam pedoman baru yang dikeluarkan pada hari ini.

“Kami akan mengurangi jumlah aborsi non-medis untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, Senin, 27 September 2021.

Baca Juga: China Bayar Orang Tua untuk Punya Banyak Anak, Populasi Usia Muda Menyusut Imbas Kebijakan 1 Anak

China telah memberlakukan langkah-langkah ketat yang bertujuan mencegah aborsi selektif jenis kelamin.

Aborsi di Cina adalah legal dan merupakan layanan pemerintah yang tersedia berdasarkan permintaan untuk wanita.

Otoritas kesehatan China juga telah memperingatkan pada 2018 bahwa penggunaan aborsi untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan berbahaya bagi tubuh wanita dan berisiko menyebabkan kemandulan.

Baca Juga: Pemerintah China Larang Ultraman 3 Tayang di Televisi, Berawal dari Laporan Orang Tua

Pada tahun 1970-an, aborsi secara resmi disebut sebagai tindakan perbaikan untuk mewujudkan tujuan China dalam mengendalikan pertumbuhan populasi di negeri tirai bambu.

Dewan Negara China mengatakan pedoman baru ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses perempuan secara keseluruhan ke layanan kesehatan pra-kehamilan.

Statistik pasti tentang jumlah aborsi yang dilakukan setiap tahun di China sulit didapatkan karena tidak semua aborsi terdaftar dan statistik Keluarga Berencana (KB) biasanya dianggap rahasia negara.

Baca Juga: Perusahaan Afiliasi Raksasa Baja dan Nikel China Akan Bangun Pabrik Lithium di Sulawesi Senilai Rp5 Triliun

Namun, data dari Komisi Kesehatan Nasional China menunjukkan bahwa antara 2014 dan 2018, rata-rata terjadi 9.7 juta aborsi per tahun di China.

Angka tersebut naik sekitar 51 persen dari rata-rata 2009 hingga 2013 meskipun ada pelonggaran kebijakan KB pada 2015.

Namun, data tersebut tidak merinci berapa banyak angka aborsi yang dilakukan karena alasan medis.

Baca Juga: Amien Rais Singgung Politik Indonesia Tiru China: China Labrak Nilai-nilai Demokrasi

Tidak segera jelas apakah langkah-langkah baru hari Senin dirancang untuk mengatasi penurunan tingkat kelahiran China.

Para ahli dan peneliti menilai kebijakan tersebut telah diidentifikasi sebagai salah satu tantangan kebijakan sosial utamanya dalam beberapa dekade mendatang.

Meskipun China tetap menjadi negara dengan populasi terpadat di dunia, sensus terakhir menunjukkan pertumbuhan penduduk dari 2011 hingga 2020 adalah yang paling lambat sejak 1950-an.

Baca Juga: Joe Biden 'Ditertawakan' usai Berpidato di Majelis Umum PBB, Takut Sebut Nama China?

Pertumbuhan penduduk di China diperkirakan akan semakin melambat dalam beberapa tahun ke depan.

Setelah bertahun-tahun mencoba membatasi pertumbuhan penduduk, China kini menjanjikan kebijakan baru yang bertujuan mendorong keluarga untuk memiliki lebih banyak anak.

Dikatakan pada Juni 2021 lalu bahwa sekarang akan memungkinkan semua pasangan untuk memiliki tiga anak, bukan dua.

Kebijakan baru yang dirancang untuk mengurangi beban keuangan dalam membesarkan anak juga sedang diperkenalkan oleh Pemerintah China.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x