PR BEKASI – Perburuan selama beberapa dekade untuk menemukan pelaku pembunuhan berantai di Prancis tampaknya berakhir.
Hal tersebut terjadi setelah seorang mantan perwira polisi militer mengaku, dalam catatan bunuh dirinya, sebagai pelaku pembunuhan berantai.
Pria itu, diidentifikasi oleh media Prancis sebagai Francois Verove.
Baca Juga: Emmanuel Macron Dilempar Telur Saat Kunjungi Pameran Kuliner Prancis di Lyon
Francois Verove ditemukan tewas pada Rabu, 29 September 2021 di kota selatan Le Grau-du-Roi, di pesisir Mediterania Prancis.
Sebelumnya, pada Senin, 27 September 2021, istrinya terlebih dahulu melaporkan bahwa suaminya telah hilang selama beberapa hari.
Sebuah catatan yang ditemukan di samping tubuh pria berusia 59 tahun itu mengidentifikasi dia sebagai pelaku pembunuhan berantai yang dijuluki Le Grele, yang berarti pria bopeng, menurut laporan media Prancis.
“Saya menyakiti orang, saya telah membunuh banyak orang yang tidak bersalah,” salah satu isi penggalan catatan bunuh diri tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Sabtu, 2 Oktober 2021.
Baca Juga: Ilmuwan Prancis ungkap Nenek Moyang Terdekat dari SARS-CoV-2 Penyebab Covid-19, Ada di Asia Tenggara
Sementara itu, seorang jaksa Prancis mengatakan bahwa DNA Francois Verove telah dicocokkan dengan bukti yang ditemukan di beberapa TKP korban dari pembunuhan berantai Le Grele.
Sampai artikel ini dibuat, pihak berwenang Prancis masih melakukan tes lebih lanjut untuk mengetahui kebenaran tersebut.
Le Grele disalahkan atas empat kasus pembunuhan berantai dan serangkaian kasus pemerkosaan sejak 1986.
Diketahui, sampai Francois Verove ditemukan bunuh diri, kasus-kasus yang diduga melibatkan dirinya tersebut masih belum tetap terpecahkan.
Baca Juga: Buku Sejarah Muat Teori Konspirasi WTC 9-11 dan CIA, Penerbit Prancis Minta Maaf
Kejahatan tersebut termasuk pembunuhan pada 1986 terhadap seorang anak berusia sebelas tahun bernama Cecile Bloch di ibu kota Paris.
Korban pembunuhan berantai Le Grele lainnya yang dicurigai dilakukan olehnya adalah seorang pria bernama Gilles Politi berusia 38.
Lalu seorang wanita Jerman berusia 20 tahun bernama Irmgard Müller dan Karine Leroy yang berusia 19 tahun.
Dalam catatannya, Francois Verove mengaku telah melakukan pembunuhan tanpa memberikan rincian korban atau keadaan, media Prancis melaporkan.