Seperti Jakarta, Inggris Diminta Segera Pindahkan Ibu Kota dari London karena Terancam Tenggelam

- 6 Oktober 2021, 15:00 WIB
Inggris diminta segera memindahkan ibu kota dari London yang terancam tenggelam akibat pemanasan global.
Inggris diminta segera memindahkan ibu kota dari London yang terancam tenggelam akibat pemanasan global. /London.Gov

PR BEKASI – Inggris berisiko akan memindahkan ibu kota negara dari London setelah kota tersebut terancam tenggelam oleh kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global.

Para ilmuwan memperkirakan London akan menghadapi cuaca dan banjir yang lebih ekstrim di masa depan kecuali pemanasan global dapat dihentikan.

Menurut Sir David King, ketua Kelompok Penasehat Iklim, London, Hull, dan Bristol merupakan beberapa kota di pesisir Inggris yang berisiko dari tenggelam akibat kenaikan permukaan laut.

Baca Juga: Beruang Kutub Jadi Kanibal dan Terancam Punah, Dampak Es Kutub Utara Mencair Akibat Pemanasan Global

Peringatan itu datang di tengah hujan deras pada Senin, 4 Oktober 2021 malam yang menyebabkan kekacauan di London

Meskipun perkiraannya bervariasi, permukaan laut global dapat naik hingga 230 kaki jika semua gletser dan lapisan es kutub mencair.

Menurut Survei Geologi AS (USGS), skenario terburuk ini akan membanjiri setiap kota pesisir di seluruh Bumi.

Baca Juga: Ingris Berpotensi Dihantam Tsunami Akibat Pemanasan Global dan Mencairnya Es di Greenland

Peta yang diterbitkan awal musim panas ini mengungkapkan seperti apa London yang tergenang pada awal 2030.

Sir David sekarang telah menyarankan pihak Kerajaan dan Pemerintah Inggris untuk memindahkan ibu kota dari London untuk menghindari kekacauan iklim.

"Kami adalah negara kepulauan yang berarti tantangan terbesar yang kami hadapi dari perubahan iklim adalah naiknya permukaan laut dan badai di laut,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Rabu, 6 Oktober 2021.

Baca Juga: Tidak Hanya Jakarta, Kota-Kota di Asia Tenggara Terancam Tenggelam Cepat Akibat Pemanasan Global

"Dan badai di laut ketika Anda adalah negara kepulauan juga berarti badai di pedalaman sehingga hasil akhirnya adalah wilayah pesisir kita diserang pada saat yang sama dengan sungai kita yang banjir," tambahnya.

Dirinya menambahkan bahwa London saat ini berada dalam posisi genting karena Sungai Thames dan muara Thames yang membelah ibu kota telah membanjiri mayoritas wilayah akibat hujan ekstrem yang turun.

Angin kencang dan hujan deras bergerak di beberapa bagian Inggris dan membanjiri jalan-jalan di pusat kota London.

Baca Juga: Pemanasan Global Semakin Memburuk, PBB: Manusia Tinggal Miliki Satu Dekade untuk Selamatkan Bumi dari Kiamat

Peramal cuaca memperkirakan beberapa rumah dan bisnis kebanjiran serta layanan bus dan kereta api akan terpengaruh.

Menurut Sir David, bagian-bagian Bumi sudah mengalami semacam kekacauan yang diperkirakan akan dihadapi London.

"Jika kita berjalan maju dalam waktu dan kita terus memancarkan gas rumah kaca pada tingkat saat ini, kita tidak dapat lagi mempertahankan aset berharga kita dan kita harus mulai pindah ke dataran yang lebih tinggi,” katanya.

Baca Juga: Akibat Pemanasan Global Semakin Parah, Ancaman 'Tsunami Langit' Buat Warga Bhutan Tak Bisa Tidur

Dirinya juga menyoroti sikap Pemerintah Indonesia yang memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan dalam beberapa tahun mendatang.

“Apa yang saya bicarakan? Saya berbicara misalnya tentang ibu kota. Ini sudah terjadi di Indonesia, Pemerintah memindahkan ibu kota dari dataran tinggi karena Jakarta sudah banjir parah,” katanya.

Menurutnya, Jakarta berada sangat dekat dengan permukaan laut dan itu adalah tempat dengan muara sungai sehingga muara banjir bersamaan dengan badai yang membanjiri lautan sehingga Jakarta tidak lagi layak untuk 20 tahun mendatang. sampai 30 tahun.

Baca Juga: Akibat Pemanasan Global, Pohon dan Tanaman Lebih Banyak Hasilkan Karbon yang Percepat Perubahan Iklim

Sir David sebelumnya menjabat sebagai kepala penasihat ilmiah Pemerintah Inggris.

Dia khawatir ancaman perubahan iklim juga akan mengganggu rantai makanan, pasokan dan memicu gelombang migrasi massal.

Dampaknya, menurutnya, akan dirasakan di seluruh dunia.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x