Akibat Pemanasan Global Semakin Parah, Ancaman 'Tsunami Langit' Buat Warga Bhutan Tak Bisa Tidur

- 12 Desember 2020, 17:36 WIB
Dampak dari pemanasan global yang semakin serius, gletser di dataran tinggi Bhutan mencair dengan cepat.
Dampak dari pemanasan global yang semakin serius, gletser di dataran tinggi Bhutan mencair dengan cepat. /NCHM

PR BEKASI – Kerajaan Bhutan, sebuah negara yang terletak di Pegunungan Himalaya saat ini sedang ketar-ketir menghadapi ancaman serius akibat pemanasan global.
 
Pasalnya, akibat pemanasan global yang semakin parah tersebut membuat gletser yang berada di dataran tinggi di negara dengan tingkat kebahagiaan nomor satu di dunia tersebut mulai mencair dengan cepat.
 
Fenomena yang dikenal dengan banjir letupan danau glasial atau GLOF tersebut telah membuat gletser di Bhutan telah mencair hingga 35 meter sehingga membentuk sebuah danau besar di dataran tinggi negara tersebut.

Baca Juga: Haikal Hassan Mengaku Didatangi Rasulullah, Marzuqi Mustamar: Jangan Dipercaya, Kelompok Itu Bohong

Pusat Hidrologi dan Meteorologi Bhutan (NCHM) menyebut fenomena tersebut sebagai “Tsunami Langit” dan bisa mengancam kehidupan warga Bhutan sewaktu-waktu.
 
“Dengan pemanasan global yang semakin parah, gletser mencair dan sumber daya air kita bergerak lebih cepat ke hilir. Kami menyebutnya tsunami di langit, yang bisa datang kapan saja,” kata Karma Drupchu, direktur utama NCHM.
 
Hal tersebut dapat mengancam masyarakat Bhutan lantaran mayoritas penduduk Bhutan tinggal di beberapa bantaran sungai yang dialiri oleh gletser sehingga dapat mengancam keadaan mereka.
 
“Setiap jenis pelanggaran akan mengakibatkan banjir besar yang mengalir di sungai. Dengan lebih dari 70 persen pemukiman Bhutan berada di sepanjang lembah sungai tidak hanya berdampak pada hilangnya nyawa, tetapi juga kerugian ekonomi yang sangat besar,” katanya.

Baca Juga: Hari Pertama Datangi Polda Metro Jaya, Yusri Yunus: Kami Akan Langsung Tangkap Setelah Diperiksa 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, hal tersebut diketahui sebagai dampak dari emisi global buatan manusia yang perlahan-lahan masuk ke Bhutan .
 
Padahal Bhutan sudah berusaha mati-matian untuk menjaga alamnya hingga kemudian menjadi satu-satunya negara dengan negatif karbon di dunia.
 
NCHM sendiri telah mengidentifikasi 2674 danau glasial, 17 diantaranya dikategorikan berpotensi berbahaya menimbulkan “Tsunami Langit”.
 
Pencairan gletser yang terus-menerus terjadi dari 700 gletser individu di negara itu memperlihatkan banyak danau sedang terbentuk yang dapat menimbulkan ancaman bagi populasi dan infrastruktur negara itu meningkat.

Baca Juga: Diduga Terlibat Kekerasan terhadap Muslim Uighur, Antoine Griezmann Putus Kerja Sama dengan Huawei

Seperti diketahui, Bhutan sangat berhati-hati dalam menjaga kelestarian alamnya yang terbukti dengan beberapa puncak tertinggi di negara tersebut belum pernah tersentuh oleh manusia.
 
Hal tersebut merupakan cara yang dilakukan oleh penduduk Bhutan yang mayoritas beragama Buddha untuk menghormati para dewa.
 
Menurut Perdana Menteri Bhutan Lotay Tshering, Masyarakat Bhutan percaya bahwa gunung, danau, dan gletser adalah jelmaan para dewa yang harus dihormati dan ditakuti.
 
“Ini sangat mengkhawatirkan kami karena dari sudut pandang spiritual, ini bukan hanya genangan air. Kami percaya bahwa ada kehidupan di dalamnya, kami menghormatinya dan secara lingkungan adalah fakta bahwa kami kehilangan gletser karena pemanasan global,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x