Nekat Konsumsi Miras Ilegal Berisi Spiritus Berjamaah, Korban Tewas di Rusia Meningkat Jadi 34 Orang

- 11 Oktober 2021, 13:21 WIB
Korban tewas di Rusia akibat pesta miras ilegal berisi spirtus bertambah menjadi 34 orang dengan 24 lainnya masih di rawat.
Korban tewas di Rusia akibat pesta miras ilegal berisi spirtus bertambah menjadi 34 orang dengan 24 lainnya masih di rawat. /Alexas_Fotos/

PR BEKASI – Jumlah korban tewas akibat minuman keras (miras) ilegal di Orenburg, barat daya Rusia, meningkat menjadi 34 orang hingga Minggu, 10 Oktober 2021.

Sementara 24 lainnya masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi parah, dengan empat di antaranya bahkan harus menggunakan ventilator.

“Jumlah korban sebanyak 67 orang akibat miras ilegal, 34 di antaranya meninggal dunia,” kata pejabat pemerintah di Orenburg.

Baca Juga: Rusia Undang Taliban ke Pertemuan Internasional di Moskow, Bantu Afghanistan dari Krisis Kemanusiaan 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, polisi setempat telah menyelidiki kasus keracunan miras tersebut.

Polisi menangkap 10 orang yang memproduksi dan menjual miras ilegal serta menyita barang bukti.

Dari 2.000 ribu botol miras ilegal yang disita, polisi mengidentifikasi isinya berupa metanol atau spiritus.

Spiritus merupakan alkohol paling sederhana yang biasanya digunakan untuk pelarut industri.

Baca Juga: Jurnalis Filipina dan Rusia Sabet Penghargaan Nobel Sejak Terakhir 1935, Dobrak Kekejaman Penguasa 

Spiritus atau metanol merupakan racun yang berbahaya dan bukan dipakai untuk dikonsumsi.

Sebelumnya, kasus keracunan miras juga pernah terjadi dan mengagetkan masyarakat Rusia.

Pada 2016, 77 orang tewas di Siberia, akibat mengonsumsi miras oplosan berupa minyak mandi yang dicampur dengan metanol atau spiritus.

Miras oplosan biasanya dilakukan untuk mendapatkan kandungan alkohol dengan efek memabukkan yang tinggi.

Baca Juga: Turki Ajukan Permintaan Beli Puluhan Pesawat Tempur F-16, Pembelian Rudal Rusia Sebelumnya Picu Sanksi AS 

Orang Rusia telah lama dikenal memiliki kebiasaan minum alkohol paling berat di dunia.

Meski data WHO pada 2019, menunjukkan penurunan konsumsi alkohol sebanyak 43 persen, dari 2003 hingga 2016. ***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah