WHO Sebut Patogen Berbahaya Bisa Jadi Kesempatan Terakhir untuk Tentukan Asal-usul Virus Covid-19

- 15 Oktober 2021, 09:42 WIB
WHO sebut patogen berbahaya kemungkinan bisa jadi kesempatan terakhir untuk menemukan asal Covid-19./
WHO sebut patogen berbahaya kemungkinan bisa jadi kesempatan terakhir untuk menemukan asal Covid-19./ /Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/Handout via REUTERS

PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa patogen berbahaya kemungkinan bisa jadi kesempatan terakhir untuk menemukan asal Covid-19

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa penyelidikan terhambat oleh kelangkaan data mentah yang berkaitan dengan hari-hari pertama wabah dan telah menyerukan audit laboratorium.

"Patogen berbahaya mungkin merupakan kesempatan terakhir kami untuk menentukan asal-usul virus SARS-CoV-2 dan mendesak China untuk memberikan data dari awal," kata kelompok penasihat, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 15 Oktober 2021.

Baca Juga: Letusan Supervolcano Yellowstone Dapat Sebabkan Kiamat, Ini Rencana Ambisius NASA Selamatkan Bumi

WHO pada Rabu menyebutkan terdapat 26 anggota yang diusulkan dari Kelompok Penasehat Ilmiah tentang Asal-usul Patogen Novel (SAGO).

Mereka termasuk Marion Koopmans, Thea Fischer, Hung Nguyen dan ahli kesehatan hewan Tiongkok Yang Yungui, yang mengambil bagian dalam penyelidikan bersama di Wuhan.

Maria van Kerkhove selaku pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, menyuarakan harapan bahwa akan ada misi internasional lebih lanjut yang dipimpin WHO ke China yang akan melibatkan kerja sama antar negara tersebut.

Baca Juga: Jadwal dan Info Vaksin Gratis Bekasi 15 Oktober 2021: Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer

Dia mengatakan bahwa lebih dari tiga lusin studi yang direkomendasikan masih harus dilakukan untuk menentukan bagaimana virus berpindah dari spesies hewan ke manusia.

"Pengujian antibodi China yang dilaporkan pada penduduk Wuhan pada 2019 akan sangat penting untuk memahami asal-usul virus," kata van Kerkhove.

WHO mengatakan bahwa penyelidikan terperinci dari kasus-kasus paling awal yang diketahui dan dicurigai di China sebelum Desember 2019 masih diperlukan.

Baca Juga: Secret Number New Member jadi Trending Topic di Twitter, Siapakah Anggota Terbaru?

Termasuk analisis sampel darah yang disimpan dari 2019 di Wuhan dan pencarian retrospektif data rumah sakit dan kematian sebelumnya.

"Laboratorium di daerah di mana laporan pertama infeksi manusia muncul di Wuhan harus menjadi fokus, karena mengesampingkan kecelakaan memerlukan bukti yang cukup," katanya.

Mike Ryan selaku pakar darurat top WHO, mengatakan bahwa panel baru mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk menetapkan asal usul SARS-CoV-2.

Baca Juga: Cara Buat SKCK Baru di Polres Bekasi: Daftar Antrian di antrian.polrestrobekasikota.com

Sementara WHO juga berusaha untuk mengambil langkah mundur, dan menciptakan lingkungan di mana kita dapat kembali melihat masalah ilmiah.

"Ini adalah kesempatan terbaik kita, dan ini mungkin kesempatan terakhir kita untuk memahami asal usul virus ini," kata WHO.

Chen Xu selaku duta besar China untuk PBB di Jenewa, mengatakan bahwa kesimpulan dari studi bersama itu cukup jelas.

Baca Juga: Jadwal TV RCTI Jum'at, 15 Oktober 2021: Saksikan Jurus Sakti Mengunci Hati Hingga Ikatan Cinta

Dia juga menambahkan bahwa karena tim internasional telah dikirim ke China dua kali, sudah waktunya untuk mengirim tim ke negara lain.

"Saya percaya bahwa jika kita akan melanjutkan penelitian ilmiah, saya pikir itu harus menjadi upaya bersama berdasarkan sains, bukan oleh badan intelijen," kata Chen.

"Jadi jika kita akan berbicara tentang apa pun, kita melakukan seluruh bisnis dalam kerangka SAGO," katanya.

Baca Juga: Tetangga Sebut Ucapannya Tak Sesuai Kenyataan, Kakek Suhud: Selama Ini Saya Bicara Apa Adanya

Sebelumnya China telah berulang kali menolak teori bahwa virus itu bocor dari salah satu laboratoriumnya dan mengatakan tidak diperlukan lagi kunjungan.

Namun, sebuah tim yang dipimpin WHO menghabiskan empat minggu di sekitar Wuhan awal tahun ini dengan para ilmuwan China.

Dan menurut laporan bersama pada Maret bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, tetapi penelitian lebih lanjut juga diperlukan.***

Editor: Asytari Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah