Taiwan Tegas Tak akan Mulai Perang dengan China, tetapi Siap Mati-Matian Pertahankan Diri

- 15 Oktober 2021, 12:02 WIB
Taiwan tidak akan memulai perang dengan China tetapi siap mati-matian bertahan.
Taiwan tidak akan memulai perang dengan China tetapi siap mati-matian bertahan. /Reuters/Nicky Loh

PR BEKASI - Taiwan tidak akan memulai perang dengan China, tetapi siap untuk mempertahankan diri secara mati-matian jika diperlukan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo Cheng pada Kamis, 14 Oktober 2021 di tengah ketegangan yang meningkat di Selat Taiwan dan menimbulkan kekhawatiran internasional.

Taiwan, produsen semikonduktor utama, telah berulang kali mengatakan akan membela diri jika diserang.

Baca Juga: China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan, Beijing Akui Peringatkan Pihak Asing yang Coba Campur Tangan

Namun, Taipei juga menegaskan tidak akan gegabah dan ingin mempertahankan status quo dengan China.

“Yang paling jelas adalah bahwa Republik China (nama resmi Taiwan) sama sekali tidak akan memulai atau memicu perang,” kata Chiu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari AsiaOne pada Jumat, 15 Oktober 2021.

“Tetapi jika ada gerakan, kami akan menghadapi musuh sepenuhnya,” paparnya.

Baca Juga: Line Up Indonesia vs Taiwan di Thomas Cup, Fajar-Rian yang Hadapi Peraih Emas Olimpiade, The Daddies Pisah?

Pekan lalu, Chiu menuturkan bahwa ketegangan antara China dan Taiwan kali ini adalah yang terpanas dalam lebih dari 40 tahun.

Dia juga menambahkan bahwa China akan mampu melancarkan invasi skala penuh pada 2025.

Chiu menuturkan hal tersebut setelah China selama empat hari dimulai dari 1 Oktober berturut-turut mengirim pesawatnya dalam jumlah yang masif ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Baca Juga: Tentara China Siap Hancurkan Taiwan untuk Cegah Negara Itu Merdeka

Kementerian Taiwan memaknai itu sebagai upaya meningkatkan pelecehan militer oleh Beijing.

Kementerian Pertahanan Taiwan memperingatkan China tentang balasan yang kuat jika pasukan Beijing terlalu dekat dengan pulau itu.

Chiu setuju dengan penilaian dari seorang anggota parlemen bahwa kemampuan China dibatasi oleh kapasitas pengisian bahan bakar di udara yang terbatas.

Baca Juga: Tegas! Presiden Taiwan Sebut Tak Akan Tunduk pada Tekanan yang Diberikan China

Ini berarti, China hanya memiliki bomber H-6 dan pesawat pengintai Y-8 yang mampu terbang ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dengan Filipina.

Di sisi lain, jet-jet tempur milik China semakin dekat dengan pantai China, menurut peta aktivitas yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan Taiwan.

“Di satu sisi, tujuan mereka adalah untuk menekan Taiwan,” ujar Chiu.

Baca Juga: Hubungan Taiwan dan China Makin Tegang, Ex Pejabat Australia: Perang Akan Segera Pecah dalam Waktu Dekat

Di sisi lain, kata Chiu, China juga bertujuan untuk mengumumkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menakut-nakuti dan menghalangi pasukan asing untuk ikut campur.

Sementara itu, China pada Rabu, 13 Oktober 2021 menyebut aktivitas militernya tersebut merupakan langkah untuk melindungi perdamaian dan stabilitas di wilayahnya.

Beijing juga kembali menuding adanya "kolusi" antara Taiwan dengan pasukan asing untuk menabur ketegangan.

Baca Juga: Taiwan Ogah Tunduk pada China, Presiden Tsai Ing-wen Tolak Ajakan Reunifikasi Xi Jinping

Kedutaan Besar China di Washington pada hari Rabu mengatakan mengeluh kepada pemerintah AS tentang pertemuan.

Yakni antara duta besar de facto Taiwan untuk negara itu dan diplomat senior AS, dan tentang kunjungan komandan tentara Taiwan, Hsu Yen-pu, ke Amerika Serikat.

"AS seharusnya tidak berfantasi (tentang) mencari dukungan dan kerja sama dari China saat secara ceroboh menantang garis China dan Taiwan yang diperdebatkan," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x