Tolak Dapatkan Vaksinasi, Menteri Kesehatan Malaysia Janji Buat Kehidupan Kelompok Anti-Vaksin Sengsara

- 19 Oktober 2021, 18:01 WIB
Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin bersumpah membuat sengsara kehidupan kelompok anti-vaksin lantaran tak mau vaksinasi Covid-19.
Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin bersumpah membuat sengsara kehidupan kelompok anti-vaksin lantaran tak mau vaksinasi Covid-19. /Bernama

 

PR BEKASI – Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin telah bersumpah untuk membuat hidup kelompok anti-vaksin sengsara bila tidak ingin menerima vaksinasi Covid-19.

Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak dapat mengikuti vaksinasi karena kondisi medis pihaknya akan memberikan pengecualian.

Khairy Jamaluddin juga menyatakan bahwa kelompok anti-vaksin yang menolak untuk menerima vaksinasi akan diminta untuk melakukan tes Covid-19 rutin yang biayanya akan ditanggung sendiri oleh mereka.

"Saya berjanji akan membuat hidup para anti-vaksin sengsara. Pesan ini adalah dibuat agar mereka ingin melakukan vaksinasi," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mothership, Selasa, 19 Oktober 2021.

Baca Juga: Malaysia Hapus Percobaan Bunuh Diri sebagai Kelompok Tindak Kriminal di Hari Kesehatan Mental Sedunia

Pada Jumat, 15 Oktober 2021 lalu, Khairy Jamaluddin menyatakan keinginannya agar penyelidikan dan penuntutan terhadap kelompok anti-vaksin dipercepat.

Menurut politisi berusia 45 tahun itu, Kementerian Kesehatan Malaysia telah mengajukan beberapa laporan polisi tentang kelompok anti-vaksin.

Dia lebih lanjut menambahkan bahwa kelompok anti-vaksin itu mengganggu karena mereka menyebarkan berita palsu terkait vaksin Covid-19 dan mengancam kesehatan masyarakat Malaysia.

Sikap politisi tersebut ditanggapi dengan kritik dari sekretaris jenderal Serikat Pekerja Bank Nasional Malaysia (NUBE), J Solomon.

Baca Juga: Warga Malaysia Kompak Pasang Bendera Ungu di Depan Rumah setelah Fenomena Bendera Putih, Ada Apa?

Dirinya melabeli pernyataan Menteri Kesehatan Malaysia tersebut sebagai gangsterisme terhadap warga.

“Tindakan itu adalah diskriminasi langsung serta intimidasi dan eksploitasi martabat warga negara yang tidak ingin mendapatkan vaksinasi,” katanya.

Dia juga dilaporkan mengatakan bahwa memaksakan kelompok anti-vaksin menerima vaksinasi sama saja dengan penganiayaan.

Pemimpin Oposisi, Anwar Ibrahim juga mempertimbangkan masalah ini dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan keras Khairy Jamaluddin dan melabeli metodenya sebagai tindakan sombong.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Malaysia Menyasar Warga Usia Remaja, Direcoki Beredarnya Berita Hoaks

Anwar Ibrahim dilaporkan mendesak untuk menggunakan argumen ilmiah untuk meyakinkan mereka yang menolak untuk mendapatkan vaksinasi.

Menyusul ancaman Menteri Kesehatan Malaysia, Wakil Menteri Kesehatan Noor Azmi Ghazali menyatakan bahwa kementeriannya siap untuk bertemu dengan kelompok anti-vaksin dan memberi mereka fakta dan informasi berdasarkan studi klinis.

“Saya menyarankan agar kelompok anti-vaksin bertemu kami untuk melakukan diskusi jujur. dan saya berharap Menteri Kesehatan Malaysia dapat turut serta dalam diskusi itu,” katanya.

Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri mengatakan masalah yang dihadapi orang-orang yang menolak vaksinasi adalah karena sikap mereka sendiri.

Baca Juga: 3.000 Laporan Polisi Dibuat terhadap Ustaz di Malaysia yang Diduga Lakukan Ujaran Kebencian

Pria berusia 61 tahun itu dilaporkan menambahkan bahwa pemerintah tidak memiliki niat untuk membuat sengsara hidup masyarakat, dan mendesak kelompok anti-vaksin untuk mendapatkan vaksinasi untuk kepentingan mereka sendiri dan publik.

Dia lebih lanjut menjelaskan komentar Khairy Jamaluddin, dengan mengatakan bahwa dia hanya mengacu pada masalah yang akan terus dihadapi oleh mereka yang menolak vaksinasi.

“Bila mereka terus menolak mengikuti vaksinasi, maka Covid-19 tidak akan pernah hilang di Malaysia,” katanya.

Menurutnya, negara lain juga telah memberlakukan persyaratan bagi individu untuk mendapatkan vaksinasi sepenuhnya.

Dia mencontohkan pemerintah Arab Saudi yang mengamanatkan bahwa hanya mereka yang telah melakukan vaksinasi lengkap yang diizinkan untuk melakukan umrah, dan haji.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Mothership


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x