AS Pegang Kendali Aset Afghanistan, Taliban Ketar-ketir Cari Uang

- 20 Oktober 2021, 06:53 WIB
Dihantui krisis kemanusiaan, Taliban meminta AS untuk mencabut blokir akses aset Afghanistan di bank sentral, Da Afghan Bank.
Dihantui krisis kemanusiaan, Taliban meminta AS untuk mencabut blokir akses aset Afghanistan di bank sentral, Da Afghan Bank. /REUTERS/Tim Wimborne

PR BEKASI - Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada Agustus lalu.

Bangkitnya Taliban ini menandai babak baru Afghanistan usai kelompok militan itu digulingkan oleh pasukan Amerika Serikat (AS) pada 2001 lalu.

Kendati demikian, rezim Taliban dipastikan tidak mendapatkan akses ke dalam aset Afghanistan di bank sentral.

Baca Juga: Sasar Pasukan AS dan Afghanistan, Taliban Janjikan Tanah hingga Uang bagi Keluarga Pelaku Bom Bunuh Diri

Pasalnya, sebagian besar aset Afghanistan yang bernilai miliar dolar ini dipegang oleh AS.

AS berdalih, hal tersebut dilakukan sebagai sanksi terhadap Taliban.

"Kami percaya bahwa penting bagi kami untuk mempertahankan sanksi terhadap Taliban," kata Wakil Menteri Keuangan AS, Wally Adeyemo dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari TRT World pada Rabu, 20 Oktober 2021.

Baca Juga: Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kembali Sekolah Dalam Waktu Dekat

"Tetapi pada saat yang sama, berusaha mencari cara untuk memberi bantuan kemanusiaan yang sah kepada rakyat Afghanistan. Itulah tepatnya yang kami lakukan," sambungnya.

Diketahui, Da Afghan Bank (DAB) memiliki aset senilai 9.5 miliar dolar AS atau sekitar Rp138.7 triliun.

Sebelumnya, Taliban meminta AS untuk mencabut blokir akses terhadap dana tersebut.

Baca Juga: Taliban Terancam Lengser dari Afghanistan, Petingginya Dinilai Tak Kompeten dalam Memimpin

Pasalnya, sebagian besar dari aset Afghanistan berada di bawah rekening Ferderal Reserve New York dan lembaga keuangan yang berbasis di AS.

Saat ini, Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban tengah berjuang mati-matian melawan krisis kemanusiaan yang membuat negara itu semakin terperosok.

Di sisi lain, AS dan sekutunya mengatakan tengah berupaya mencari cara untuk mencegah krisis kemanusiaan di Afghanistan tanpa memberi legitimasi terhadap Taliban.

Baca Juga: Puluhan Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri ISIS-K di Masjid Syiah, Taliban Geram

"Tujuan kami adalah, untuk memastikan bahwa kami menerapkan sanksi terhadap Taliban dan jaringan Haqqani," kata Adeyemo.

"Tetapi di saat yang sama, memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan benar-benar menyasar orang yang membutuhkannya," lanjutnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x