Minta Turki Bebaskan Aktivis Dari Penjara, Erdogan Murka dan Usir 10 Duta Besar Negara Barat

- 24 Oktober 2021, 21:02 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan usir sepuluh duta besar negara Barat setelah dibuat murka karena diminta membebaskan aktivis Osman Kavala dari penjara.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan usir sepuluh duta besar negara Barat setelah dibuat murka karena diminta membebaskan aktivis Osman Kavala dari penjara. /REUTERS

PR BEKASI – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dikabarkan sedang murka terhadap beberapa duta besar negara Barat.

Diketahui, dirinya telah memerintahkan pengusiran terhadap sepuluh duta besar negara Barat yang meminta pembebasan seorang pemimpin masyarakat sipil bernama Osman Kavala yang sedang dipenjara.

Tujuh dari duta besar yang diusir oleh Erdogan tersebut diketahui mewakili sekutu NATO Turki.

Baca Juga: BLACKPINK Berbicara Tentang Perubahan Iklim dan Menampilkan Lagu STAY untuk Acara Spesial YouTube Dear Eart

Jika pengusiran tersebut benar-benar dilakukan, maka akan membuka keretakan terdalam dengan Barat dalam 19 tahun kekuasaan Erdogan.

Hal tersebut dikatakan oleh Erdogan pada Sabtu, 23 Oktober 2021 merujuk pada istilah yang digunakan dalam diplomasi yang menandakan langkah pertama sebelum pengusiran.

“Saya perintahkan menteri luar negeri kami untuk mengusir sepuluh duta besar ini dari Turki sesegera mungkin,” katanya tanpa menetapkan tanggal yang pasti, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Minggu, 24 Oktober 2021.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Blak-blakan Tanggapi Hujatan Haters pada Denny Sumargo: Kalau Bicara Tentang Perasaan...

Osman Kavala diketahui telah dipenjara sejak akhir 2017 setelah dituduh membiayai protes nasional pada 2013 dan terlibat dalam kudeta yang gagal 2016 meskipun dia telah menyangkal tuduhan itu.

“Mereka harus tahu dan memahami Turki, para duta besar tersebut telah bertindak tidak senonoh. Mereka harus pergi dari sini pada hari mereka tidak lagi mengenal Turki,” kata Erdogan.

Para duta besar telah mengeluarkan pernyataan bersama yang sangat tidak biasa pada Senin, 18 Oktober 2021 yang mengatakan penahanan lanjutan aktivis Osman Kavala membayangkan Turki.

Baca Juga: Alami Aneurisma Otak, Keluarga Ini Galang Dana Untuk ART Indonesia yang Telah Bekerja 22 Tahun

AS, Jerman, Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, dan Swedia menyerukan penyelesaian yang adil dan cepat untuk kasus Osman Kavala.

Osman Kavala telah menjadi simbol tindakan keras yang dilakukan Erdogan setelah selamat dari upaya kudeta.

Saat ditemui di sel penjaranya pekan lalu, Osman Kavala mengatakan dia merasa seperti alat dalam upaya Erdogan untuk menyalahkan plot asing untuk oposisi domestik terhadap pemerintahannya yang hampir dua dekade.

Baca Juga: SINOPSIS Jirisan Episode 1, Jun Ji Hyun dan Joo Ji Hoon Memulai Penyelamatan Darurat

Osman Kavala mengatakan bahwa dia tidak akan lagi menghadiri persidangannya karena sidang yang adil tidak mungkin dilakukan setelah komentar baru-baru ini oleh Erdogan.

Dewan Eropa, pengawas hak asasi manusia terkemuka di benua itu, mengeluarkan peringatan terakhir kepada Turki untuk mematuhi perintah Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa 2019 untuk membebaskan Osman Kavala sambil menunggu persidangan.

Jika Turki gagal melakukannya pada pertemuan berikutnya dari 30 November–2 Desember 2021, dewan yang berbasis di Strasbourg, Prancis tersebut dapat memilih untuk meluncurkan proses disipliner pertamanya terhadap Turki.

“Pengusiran sepuluh duta besar adalah tanda pergeseran otoriter pemerintah Turki. Kami tidak akan terintimidasi. Kebebasan untuk Osman Kavala,” kata Presiden Parlemen Eropa, David Sassoli.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x