Timur Tengah dan Afrika Utara Terancam Tak Dapat Ditinggali Lagi Akibat Perubahan Iklim

- 9 November 2021, 16:55 WIB
Timur Tengah dan Afrika Utara akan menjadi kawasan terpanas di Bumi akibat perubahan iklim yang semakin parah.
Timur Tengah dan Afrika Utara akan menjadi kawasan terpanas di Bumi akibat perubahan iklim yang semakin parah. /REUTERS/Ahmed Jadallah

PR BEKASI – Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara sudah menjadi wilayah terpanas dan terkering di Bumi.

Akan tetapi, perubahan iklim dapat membuat beberapa daerah di kawasan itu tidak dapat dihuni lagi dalam beberapa dekade mendatang.

Diprediksi, kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara berpotensi mengalami kenaikan suhu mencapai 60 derajat celcius atau lebih tinggi.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 9 November 2021: Mama Rosa Sujud Minta Maaf, Andin Luluh Lihat Ulah Aldebaran

Dampak perubahan iklim di seluruh wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara akan sangat menghancurkan.

Kawasan tersebut mengalami kekurangan air kronis, kerawanan pangan karena cuaca ekstrem, kekeringan, dan lonjakan kematian terkait kenaikan suhu dan masalah kesehatan.

Pada tahun 2100 sekitar 600 juta penduduk, atau 50 persen dari populasi kawasan tersebut, mungkin terkena peristiwa cuaca super-ekstrim jika perubahan iklim terus memburuk satu studi baru-baru ini di jurnal Nature mencatat.

Baca Juga: Ikatan Cinta 9 November 2021: Angga Murka Hingga Dapatkan Iqbal

Menurut penelitian terbaru yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Nature, di masa mendatang Timur Tengah dan Afrika Utara akan mengalami cuaca panas ekstrim Berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang dapat mengancam jiwa manusia.

“Suhu maksimum selama gelombang panas di beberapa pusat perkotaan dan kota-kota besar di kawasan itu akan mencapai atau bahkan melebihi 60 celsius,” kata para ilmuwan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Selasa, 9 November 2021.

Penulis utama studi tersebut, Profesor George Zittis mengatakan kelembaban yang lebih tinggi dari peningkatan penguapan laut di sekitar Timur Tengah dan Afrika Utara akan meningkatkan bahaya.

Baca Juga: BTS Perform 'Butter' Bersama Megan Thee Stallion di American Music Awards 2021

“Tekanan panas selama musim panas akan mencapai atau melebihi ambang batas kelangsungan hidup manusia, setidaknya di beberapa bagian wilayah dan untuk bulan-bulan terpanas,” kata Profesor Zittis.

Pusat-pusat kota besar di kawasan itu seperti Dubai, Abu Dhabi, Doha, Dhahran, dan Bandar Abbas semuanya akan lebih sering mengalami suhu yang parah.

“Kota-kota akan merasakan peningkatan efek pulau panas dan sebagian besar ibu kota di Timur Tengah dapat menghadapi empat bulan hari yang sangat panas setiap tahun,” menurut Bank Dunia.

Baca Juga: LINK NONTON Anime Shinka no Mi Episode 6: Saria Rela Dimadu, Altria Baper Dikasih Cincin oleh Seiichi

Sekitar 70 persen dari negara-negara yang paling mengalami kesulitan air di dunia berada di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Saat perubahan iklim semakin memburuk, dampak sosial dan ekonomi di kawasan itu akan semakin parah.

Saat ini, lebih dari 12 juta orang di Suriah dan Irak kehilangan akses ke air, makanan, dan listrik karena kenaikan suhu, rekor tingkat curah hujan yang rendah, dan kekeringan, yang membuat orang-orang di seluruh kawasan kekurangan air minum dan pertanian.

Meningkatnya kekurangan air telah disalahkan untuk memicu konflik regional, dan beberapa peneliti khawatir bahwa perebutan sumber daya yang langka akan meningkat di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara ketika Bumi semakin panas akibat kenaikan suhu.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah