Omicron Diklaim Lebih Bahaya, WHO Akui Belum Terima Laporan Kematian Akibat Covid-19 Varian Baru Tersebut

- 4 Desember 2021, 18:12 WIB
Omicron diklaim lebih bahaya dari varian lainnya, akan tetapi WHO akui belum terima laporan kematian akibat varian baru Covid-19 tersebut.
Omicron diklaim lebih bahaya dari varian lainnya, akan tetapi WHO akui belum terima laporan kematian akibat varian baru Covid-19 tersebut. /Reuters/Denis Balobouse

 

PR BEKASI - Covid-19 varian Omicron tengah memicu kekahawatiran warga dunia saat ini.

Beredar kabar bahwa Covid-19 varian Omicron lebih berbahaya dibandingkan dengan varian delta.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Anadolu pada Sabtu, 4 Desember 2021, namun, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum menerima laporan Kematian akibat Covid-19 varian Omicron.

Di tengah maraknya kabar Covid-19 varian Omicron, WHO menekankan bahwa varian Delta masih menjadi fokus dalam memerangi pandemi Covid-19.

Baca Juga: CEO Air Asia Group Kritik Harga PCR di Tengah Kemunculan Covid-19 Varian Omicron

"Kami belum menerima laporan kematian terkait Omicron," kata Juru bicara WHO, Christian Lindmeier, saat konferensi pers di Jenewa, Jumat, 3 Desember 2021.

Ia mengatakan kepada wartawan bahwa WHO masih mengumpulkan bukti tentang varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan pada 11 November 2021 dan dinamai Omicron sekitar sepekan yang lalu itu.

Selanjutnya, ia mengingatkan bahwa WHO kini masih memerangi Covid-19 varian Delta yang dinilai masih dominan.

"Jangan lupa juga bahwa varian dominan saat ini masih Delta. Omicron mungkin sedang populer dan kita mungkin akan sampai ke titik di mana (Omicron) mengambil alih sebagai varian dominan," katanya.

Baca Juga: 5 Gejala Umum Saat Terpapar Varian Omicron, Waspada karena Diklaim Mudah Menyerang Anak Muda

Ia juga mengingatkan untuk seluruh negara agar dapat melawan varian Delta.

"Semakin banyak negara yang terus memburu dan terus memeriksa orang-orang dan secara khusus mencari varian Omicron, kami juga akan menemukan lebih banyak kasus dan informasi dan, semoga tidak, juga kemungkinan kematian," katanya.

Setelah varian Omicron terdeteksi di Botswana dan Afrika Selatan, sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara pekan lalu menerapkan pembatasan perjalanan terhadap negara-negara di kawasan Afrika selatan dan bahkan melarang penerbangan.

Kebijakan tersebut menuai kecaman dari sejumlah Pihak diantaranya para pejabat PBB, WHO, agen perjalanan internasional, dan asosiasi pekerja.

Baca Juga: Kepala Ilmuwan WHO Sebut Harus Hadapi Covid-19 Omicron: Kemungkinan Bisa Jadi Varian Dominan

Tak hanya itu, saham global pun Dikabarkan anjlok usai tersiar kabar mengenai Covid-19 varian Omicron.

Ia menyarankan agar semua negara lebih baik mempersiapkan sistem kesehatan terhadap kemungkinan kasus yang akan muncul, dibandingkan penutup akses penerbangan Afrika Selatan.

"Daripada melihat penutupan perbatasan, pembatasan, dan sebagainya, jauh lebih baik untuk mempersiapkan negara anda, sistem kesehatan anda atas kemungkinan kasus yang muncul", katanya.

Di sisi lain, ia menyakini bahwa Covid-19 varian Omicron akan meluas seperti halnya Delta.

Baca Juga: Susul Pfizer, Novavax Segera Buat Vaksin untuk Lawan Covid-19 Varian omicron

"Kami cukup yakin bahwa varian Omicron ini akan meluas. Delta juga berasal dari suatu tempat. Dan kini kami mempunyai (Delta) itu sebagai varian dominan di lebih dari 90 persen dunia," katanya.

Namun, ia juga mengimbau agar masyarakat dunia tidak perlu khawatir secara berlebihan dan tetap mejaga protokol kesehatan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x