PR BEKASI - Virus corona (Covid-19) varian Omicron (B.1.1.529) yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan sudah menyebar ke berbagai benua dan negara.
Laporan kasus Omicron di Afrika Selatan itu membuat dunia melakukan pengamatan tentang varian tersebut berkembang dan pengaruhnya pada tingkat kasus, rawat inap, dan efikasi vaksin.
Masyarakat dunia takut varian Omicron akan memperparah kondisi tubuh seseorang yang terpapar. Apalagi varian ini disebut lebih cepat bermutasi.
Ketika varian Omicron belum bisa ditangani dengan baik, pemerintah Afrika Selatan melaporkan adanya peningkatan kasus Covid-19 yang sangat pesat.
Peningkatan kasus Covid-19 sudah terjadi sejak awal November 2021 lalu, dan diperkirakan varian Omicron jadi kekuatan dominan yang meningkatkan infeksi.
Melansir laman Express pada Sabtu, 11 Desember 2021, per 10 Desember 2021 varian Omicron setidaknya terdeteksi di 38 negara di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai 'varian perhatian' dua hari setelah dilaporkan.
Temuan awal pun sangat beragam, sejumlah data menunjukkan bahwa varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu lebih menular daripada varian Delta.