Media Asing Sebut Indonesia Dapat Utang Tersembunyi dari China

- 15 Desember 2021, 10:00 WIB
Media asing soroti proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung dan ancaman jebakan utang China terhadap Indonesia.
Media asing soroti proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung dan ancaman jebakan utang China terhadap Indonesia. /Pool via Reuters/Tomohiro Ohsumi

PR BEKASI - Isu mengenai jebakan utang China tengah menjadi perbincangan hangat.

Pasalnya, sejumlah negara yang tidak sanggup membayar utang terhadap China ini harus menyerahkan sejumlah aset.

Belum lama ini, media asing The Diplomat menyoroti ancaman utang dari China yang berpotensi merongrong Indonesia.

Baca Juga: Uang Kas Negara Kosong, Benarkah Zambia Jatuh ke Perangkap Jebakan Utang China?

Sebelumnya, Uganda gagal membayar utang kepada China sebesar 200 juta dollar AS.

Diketahui, dana utang itu digunakan Uganda untuk perluasan bandara internasional satu-satunya di negeri Mutiara Afrika ini.

Berdasarkan penyelidikan terkait syarat dan ketentuan utang itu, Parlemen Uganda menuduh China berpotensi mengambil alih bandara tersebut.

Baca Juga: Diprediksi Diserang China Pada 2025, Taiwan Tinjau Anggaran Pertahanan

Lantas bagaimana dengan Indonesia yang kini mendapatkan dana utang untuk membiayai proyek infrastruktur?

Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung disorot The Diplomat sebagai contoh eksposur utang publik yang tersembunyi.

Pemerintah Indonesia ingin mengatasi plafon utang publiknya dengan mendanai proyek senilai 5,29 miliar dolar AS ini melalui transaksi neraca di luar pemerintah.

Baca Juga: AS Kerap Ikut Campur Urusan Negara Lain, China: Senjata Pemusnah Massal

Oleh karena itu, pembiayaan proyek Kereta Api Cepat-Jakarta didapat secara kemitraan publik-swasta.

PT Kereta Cepat Indonesia China dan China Development Bank (CDB) meminjamkan dana sebesar 4 miliar dolar AS untuk pembiayaan proyek tersebut.

Namun, semua biaya proyek yang tersisa seharusnya ditanggung melalui kontribusi ekuitas.

Baca Juga: AS Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing karena HAM, China Tak Terima

Bahkan Presiden Jokowi sebelumnya menandatangani dekrit yang melarang penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk proyek tersebut.

"Jika utang tersembunyi seperti pencuri yang datang untuk merampok perbendaharaan umum, (utang) tidak mengetuk pintu depan dan mengumumkan kedatangannya; (utang) menyelinap masuk melalui pintu belakang dan sangat berhati-hati agar tidak meninggalkan sidik jari," tulis Mercy Kuo dari The Diplomat.

Oleh karena itu, isu ancaman jebakan utang dari China membuat sejumlah pihak khawatir.

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap China Modifikasi Cuaca Saat Perayaan 100 Tahun Partai Komunis

Apalagi selama implementasi, proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung ini justru mengalami pembengkakan pembiayaan hingga 2 miliar dolar AS.

Alhasil, Presiden Jokowi mengeluarkan dekrit baru yang mengizinkan penggunaan APBN sebagai dana talangan dari pemerintah untuk proyek tersebut.

Beberapa pihak menilai China menggunakan strategi 'jebakan utang' untuk membangun aliansi dan membentukan kekuatan secara internasional.

Namun menurut The Diplomat, strategi itu digunakan China untuk mendorong ekonomi negaranya secara internal.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Diplomat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah