Kudeta Militer Myanmar, 2 Staf Save the Children Tewas Dibunuh

- 29 Desember 2021, 20:44 WIB
Kudeta di Myanmar semakin memanas. Dua staf Save The Children dilaporkan tewas dibunuh dalam serangan militer.
Kudeta di Myanmar semakin memanas. Dua staf Save The Children dilaporkan tewas dibunuh dalam serangan militer. /REUTERS

PR BEKASI - Militer Myanmar kembali melakukan serangan propaganda.

Serangan itu telah menewaskan sebanyak 35 warga sipil Myanmar.

Sebagian besar korban serang militer Myanmar adalah perempuan dan anak-anak serta 2 orang staf Save the Children.

Baca Juga: Mengenal Paing Takhon, Narapidana Junta Myanmar yang Dinobatkan Jadi Pria Tertampan 2021 Versi TC Candler

UNICEF mengatakan bahwa anggota staf Save the Children yang tewas adalah Seorang ayah yang masih memilik seorang anak baru berusia beberapa bulan.

Dilaporkan usia staf Save the Children tersebut berusia 32 tahun dan, dan masih memiliki putra berusia 10 bulan.

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent pada Rabu, 29 Desember 2021, staf yang kedua baru berusia 28 tahun, dan baru memiliki seorang putri berusia 3 bulan.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Teringat Nama Unik Pesepakbola Myanmar Ini, Ada Apa?

Kedua staf Save the Children tersebut sudah ada yang bekerja selama 6 tahun dan yang satu baru 2 tahun.

Namun, demi menjaga privasi dan keamanan kedua staf tersebut pihak UNICEF belum merilis nama mereka.

Kabarnya kedua staf tersebut telah terjebak dalam serangan dan menjadi sandra pembantaian militer Myanmar.

Baca Juga: ASEAN Hanya Akan Undang Tokoh Non-Politik Myanmar pada ASEAN Summit, Junta Militer Tolak Keras

Mendengar kabar tersebut Direktur Regional UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik mengutuk keras tindakan militer Myanmar.

UNICEF akhirnya menghentikan segala operasinya di Myanmar setelah mendengar kabar kedua stafnya terbunuh.

Sejak Februari 2021 militer Myanmar telah melakukan serangkaian kudeta.

Baca Juga: Masjid Myanmar Sediakan Isi Ulang Tabung Oksigen, Tersedia bagi Agama Apa pun

Militer Myanmar telah menggulingkan pemerintah terpilih dan menangkap banyak pejabat negara.

Seluruh warga Myanmar menentang tindakan tersebut dan bersama mengangkat senjata melakukan perlawanan.

Kudeta itu juga memicu kecaman internasional, dan pasukan keamanan PBB.

Kudeta Militer Myanmar ini setidaknya telah menewaskan hampir 1.400 warga sipil Myanmar.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x