Prancis Siapkan Strategi untuk Perangi Gerakan Separatis Islam yang Ancam Kedaulatan Negaranya

- 21 Februari 2020, 14:35 WIB
PRESIDEN Prancis menyiapkan langkah antisipasi munculnya gerakan separatis.*
PRESIDEN Prancis menyiapkan langkah antisipasi munculnya gerakan separatis.* /Radio France International/

PIKIRAN RAKYAT – Gerakan separatis umunya berbasis nasionalisme atau kekuatan religius. Gerakan separatis ini merupakan upaya untuk memisahkan dirinya dari suatu wilayah atau kelompok sebelumnya.

Setelah sempat mengalami zona krisis euro, gerakan separatis mulai bermunculan di Eropa. Gerakan ini muncul tidak hanya dipicu oleh kondisi ekonomi dan politik melainkan berbagai faktor seperti agama yang terjadi di Irlandia.

Maraknya gerakan-gerakan separatis membuat sejumlah pemerintah di negara-negara Eropa membuat kebijakan sebagai langkah antisipasi untuk menjaga wilayahnya dari risiko yang mengancam ketenteraman negara, salah satunya Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja mengungkapkan langkah-langkah yang siap diambil oleh pemerintah untuk memerangi gerakan separatis di negaranya.

Baca Juga: Polisi Ringkus Pelaku di Depok saat Berhasil Pertama Kali Tanam Ganja di Rumahnya setelah Sebelumnya Gagal 20 Kali 

Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Radio France International, menyebut langkah yang diambil Macron salah satunya dengan membatasi jumlah imam yang berasal dari luar Prancis dan memperketat dana yang diberikan untuk pengelolaan masjid.

Macron menjelaskan pemerintah bersikeras untuk meminimalisir pengaruh asing terhadap budaya islam yang ada di Prancis dengan berhenti menerima imam-imam yang dikirim dari negara-negara seperti Turki dan Aljazair.

Sebagai gantinya, pemerintah akan memfasilitasi pelatihan bagi penerus imam-imam di Prancis.

Imam yang berasal dari luar Prancis yang kini sudah tinggal dan bertugas sebagai imam akan tetap diizinkan berada di Prancis untuk menyelesaikan masa jabatannya.

Baca Juga: Mengenang Sejarah Hari Bahasa Ibu Internasional, Demonstrasi Berdarah di Bangladesh 68 Tahun Silam 

Pemerintah juga akan memantau pendanaan asing yang ditujukan untuk membangun atau mengembangkan tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan lainnya untuk menghindari proyek yang mencurigakan.

“Pemerintah perlu tahu sumber, penerima, dan pengalokasian uang yang berasal dari luar Prancis,” tutur Macron.

Contohnya, pembangunan Masjid Agung An-Nour di Mulhouse yang kini ditangguhkan karena sebagian dananya berasal dari salah satu lembaga swadaya masyarakat di Qatar.

Macron mengungkapkan rencananya tersebut saat dirinya menemui kaum buruh di Bourtzwille yang merupakan wilayah dengan penduduk terpadat di Kota Mulhouse, Provinsi Alsace dalam agenda kerja pada Selasa, 18 Februari 2020.

Bourtzwiller adalah salah satu dari 15 daerah yang mendukung kebijakan pemerintah dalam memerangi gerakan separatis Islam di Perancis.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x