RI Gunakan Obat Malaria untuk Penyembuhan Virus Corona, WHO: Penelitian Vaksin Masih 12 Bulan Lagi

- 29 Maret 2020, 12:11 WIB
Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020.
Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020. /- . - Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/pras.

"Avigan sekarang ini sudah diminta oleh banyak negara untuk mengobati mereka yang terjangkit virus corona," sebut Erick.

Baca Juga: Peneliti Sebut Kematian Akibat Virus Corona Hingga 40 Juta Jiwa Jika Masyarakat Abai

Berdasarkan laporan terbaru, Badan Kesehatan Dunia atau yang lebih dikenal dengan World Health Organization (WHO) meminta kepada seluruh negara dunia agar tidak menggunakan terapi apapun yang belum teruji efektif dalam pengobatan virus corona.

“Vaksin masih setidaknya 12 hingga 18 bulan lagi, Sementara itu, kami meminta individu dan negara untuk tidak menggunakan terapi yang belum terbukti efektif dalam pengobatan COVID-19,” tulis WHO dalam keterangan resmi melalui akun twitternya.

“Sejarah kedokteran dipenuhi dengan contoh-contoh obat yang bekerja di atas kertas, atau dalam tabung percobaan, tetapi tidak bekerja pada manusia atau sebenarnya berbahaya,” tambah WHO.

Baca Juga: Ridwan Kamil Percaya Diri Penuhi Bantuan Tunai pada Warga dengan Anggaran Rp 3 Triliun

Diketahui klorokuin merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria.

Obat ini biasanya diberikan pada penderita malaria di daerah endemik atau area yang berisiko tinggi terjangkit.

Sementara Avigan, merupakan obat anti virus yang dikembangkan oleh Toyama Chemical.

Baca Juga: India Rilis Gambar Mikroskop Elektron Pertama yang Diduga Virus Corona

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x