Raja Thailand Isolasi Diri saat Virus Corona di Hotel Alpine Bersama 20 Selir Picu Amarah Warganya

- 29 Maret 2020, 19:38 WIB
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibawa dalam tandu emas selama prosesi penobatan di Bangkok pada 5 Mei 2019.
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibawa dalam tandu emas selama prosesi penobatan di Bangkok pada 5 Mei 2019. /AFP / Manan Vatsyayana

PIKIRAN RAKYAT - Raja Thailand telah melakukan isolasi diri di sebuah hotel mewah di kota resor Alpen Garmisch-Partenkirchen dengan rombongannya memicu kontroversi.

Raja Maha Vajiralongkorn, yang juga dikenal sebagai Rama X (10) dikatakan telah memesan seluruh Grand Hotel Sonnenbichl, setelah hotel bintang empat itu menerima "izin khusus" dari dewan distrik untuk mengakomodasi pestanya.

Raja berusia 67 tahun dan para rombongan lainnya, termasuk 20 selir dan banyak pelayan telah menyewa hotel Alpine itu untuk isolasi, menurut laporan tabloid Jerman, Bild.

Baca Juga: 2 Pasien Positif Virus Corona di Kabupaten Bogor Dinyatakan Sembuh

Namun, belum dapat dikonfirmasi apakah keempat istrinya juga ikut tinggal bersama rombongan tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Independent Minggu, 29 Maret 2020 menyebutkan bahwa wisma dan hotel di wilayah tersebut diperintahkan untuk ditutup karena krisis pandemi virus corona.

Juru Bicara Dewan Distrik setempat mengatakan Grand Hotel Sonnenbichl menjadi salah satu tempat yang dikecualikan, karena dia mengatakan sejumlah tamu tersebut merupakan kelompok homogen tunggal tanpa fluktuasi.

Baca Juga: Momen Paramedis Yahudi dan Muslim Panjatkan Doa Bersama di Israel

"Para tamu adalah kelompok orang homogen tunggal tanpa fluktuasi," katanya.

Namun, 119 anggota rombongan dilaporkan telah kembali ke Thailand dengan dugaan mereka terkena penyakit pernapasan yang sangat menular.

Laporan tentang isolasi diri Vajiralongkorn di hotel mewah itu memicu kemarahan puluhan ribu warga Thailand, yang berisiko melanggar undang-undang "lèse-majesté" di negara itu dengan mengkritiknya secara di media sosial.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ancam Berikan Status ODP Bagi Warganya yang Abaikan Imbauan Larangan Mudik

Dalam Aturan Thailand, di bawah hukum siapa pun yang menghina atau mengkritik monarki dijatuhi hukuman penjara hingga 15 tahun.

Namun, sebuah tagar dalam bahasa Thailand yang diterjemahkan menjadi ke dalam bahasa Indonesia, "Mengapa kita membutuhkan seorang raja?" muncul 1,2 juta kali di Twitter dalam 24 jam, setelah seorang aktivis mengklaim Vajiralongkorn bepergian pada hari libur di Jerman sementara pandemi terus menyebar di seluruh Thailand.

Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengumumkan pada Sabtu, 109 kasus baru di negara itu, sehingga jumlah total infeksi menjadi 1.245.

Baca Juga: Penata Rambut Gunakan Payung Hitam Berlubang untuk Pelindung saat Mencukur Rambut Kliennya

Aktivis bernama Somsak Jeamteerasakul yang tinggal di Prancis, mengunggah serangkaian foto di Facebook yang mengklaim Vajiralongkorn terbang dari Swiss ke berbagai tempat di Jerman mulai awal Maret karena "kebosanan".

Jeamteerasakul adalah seorang kritikus yang mengecam terhadap undang-undang monarki dan "lése-majesté" Thailand, dan mengatakan dalam satu unggahan.

“(Vajiralongkorn akan) membiarkan rakyat Thailand khawatir oleh virus ini. Bahkan Jerman juga khawatir tentang virus (tetapi) itu bukan urusannya," ujarnya.

Baca Juga: Belanja Gunakan APD Medis Penanganan Pasien Virus Corona, Pengunjung Diusir dari Toko Perbelanjaan

Raja Thailand dikatakan belum muncul di muka umum di negara asalnya sejak Februari 2020 silam, menurut The Times .

Pemerintahannya di Thailand dimulai pada tahun 2016 setelah kematian ayahnya, Bhumibol.

Meskipun tidak ada cara untuk mengukur popularitasnya di kalangan orang Thailand karena hukum lèse-majesté yang parah, diyakini ia tidak begitu dicintai oleh warga Thailand seperti ayahnya, yang memerintah selama lebih dari 70 tahun.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x