PIKIRAN RAKYAT - Kematian 24 dokter akibat Virus Corona atau COVID-19 menjadi kritik besar bagi pemerintah Indonesia dalam menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medisnya.
Jumlah korban dokter itu merupakan penggandaan dari pekan lalu.
Beberapa organisasi internasional seperti Amnesty International memberikan kritik terhadap Indonesia mengenai angka tinggi tersebut.
Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Cara Membuat Tampilan Kamar Seperti Kamar Hotel
Dikutip dari Reuters oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, perwakilan dari Amnesty International menyatakan bahwa tingginya angka kematian dokter merupakan refleksi dari sistem penanganan kesehatan Indonesia.
“Kematian pekerja medis bukan sekedar angka, namun sebuah peringatan untuk negara agar memperbaiki sistem kesehatan mereka di tengah situasi genting,” ujar salah satu perwakilan Amnesty International.
Para ahli kesehatan melihat bahwa tingginya persentase kematian di Indonesia adalah tanda bahwa wabah tersebut sebenarnya lebih besar daripada yang disajikan dalam data resmi.
Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Tips Tingkatkan Kecepatan Internet Saat WFH
Juru Bicara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Halik Malik menyatakan bahwa seharusnya tenaga kesehatan Indonesia dilindungi sekuat mungkin oleh pemerintah.
“Resiko infeksi pekerja medis selalu ada, namun intinya adalah pekerja medis harus selalu terlindungi dengan cara apa pun,” katanya.