Tukang Cukur Terkenal AS Meninggal karena Corona, Jadi Pertimbangan Pergi ke Barbershop

- 11 April 2020, 18:10 WIB
ILUSTRASI barbershop.*
ILUSTRASI barbershop.* /STOCKSNAP/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Tukang cukur asal Amerika Serikat meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona yang ditularkan pelanggan tempat cukur rambut miliknya.

Pria tersebut bernama Eugene Thompson (46) dan barbershop miliknya disebut-sebut merupakan salah satu tempat favorit untuk bercukur di Mississippi.

Interaksi antara pelanggan dengan tukang cukur sangat berisiko menjadi pintu penularan virus corona karena kemungkinan besar terdapat keringat dalam rambut yang hendak dicukur kemudian meyebar melalui berbagai alat cukur.

Baca Juga: Awas, Sel Penjara Menanti Pelaku Penolakan Pemakaman Korban Virus Corona

Melalui akun Facebook miliknya, Eugene menceritakan bahwa dinyatakan terpapar virus corona setelah mencukur rambut pelanggan yang ternyata sudah terinfeksi terlebih dulu.

“Lakukan karantina mandiri, hindari kerumunan. Kini saya jatuh sakit, demam tinggi, dan sudah memeriksakan kondisi kesehatan. Tapernation (barbershop mikinya) akan ditutup sementara. Tapernation sementara tidak menerima pelanggan,” tutur Eugene via akun Facebook miliknya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Vocket.

Akan tetapi, dia tidak benar-benar menutup barbershop miliknya tetapi hanya melayani orang-orang yang sudah memiliki jadwal sebelumnya.

Baca Juga: Waspada, Gelombang II Pandemi Corona Bisa Muncul Jika Buru-buru Mencabut Status Lockdown

Belum genap sebulan dia melalukan karantina mandiri dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona, kondisinya semakin buruk dan akhirnya Thompson meninggal dunia.

Dia diduga melakukan kontak langsung dengan salah seorang pelanggannya tanpa memakai alat pelindung.

Kejadian tersebut menjadi viral karena Eugene banyak dikenal warga Mississippi.

Banyak orang yang sangat menyayangkan kepergian dia sekaligus menjadikannya pelajaran untuk benar-benar meminimalisasi kontak langsung dan melakukan karantina mandiri hingga pandemi virus corona berakhir.

Jumlah kasus positif virus corona di Amerika Serikat kian meningkat. Masyarakat awalnya tidak menganggap virus corona sebagai ancaman dan penyakit berbahaya sehingga kini Amerika Serikat tengah menghadapi masa krisis.***

Editor: Yusuf Wijanarko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x