Selama ini Kayasan telah diberi resep obat untuk meningkatkan sistem kekebalannya tetapi prosesnya panjang dan sulit.
Terisolasi begitu lama hampir menghancurkan kehidupan sosial Kayasan, membuatnya tidak dapat berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya.
Ia hanya bisa melihat anak dan cucu-cucunya melalui jendela. Hanya istri dan putra bungsunya yang tinggal bersamanya.
Kepada Anadolu Agency, Kayasan mengatakan yang membuat dirinya sedih berada di tempat karantina karena tidak bersosialisasi dengan orang yang ia cintai.
“Saya tidak punya masalah di sini selain tidak bisa menyentuh orang-orang yang saya cintai. Hal ini sangat sulit” kata Kayasan.
Baca Juga: LRT Jabodetabek Segera Dioperasikan, Berikut Wilayah Lintasan yang Dilalui dan Tarifnya
Lebih lanjut karena penyakit bawaan yang ia miliki, dia tidak bisa menerima vaksin Covid-19, sehingga vaksin bukanlah jawaban untuk kondisinya.
“Saya bahkan tidak bisa divaksin karena kondisi saya,” kata Kayasan.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Oddity Central Rabu, 9 Februari 2022, menyebutkan bahwa Muzaffer Kayasan sudah muak dengan kondisinya.