Baca Juga: Jurnalis Tiongkok yang Ungkap Virus Corona di Wuhan Kembali, Sebut Telah Ditahan Polisi
"Kami berharap kami dapat memberikan kontribusi pada masyarakat karena kekurangan masker terus berlanjut," kata manajer penjualan perusahaan, Hiroshi Hinata.
Bahkan, Hiroshi Hinata meyakini masker hasil produksi perusahaannya dapat mencegah virus menyebar ke orang lain melalui batuk maupun bersin.
Mereka (karyawan) diminta untuk merancang metode terbaru setelah adanya permintaan dari pihak kota setempat untuk membantu menyediakan masker bagi pekerja di Balai Kota, yang mana masker hanya tersisa 600 buah.
Atsumi Fashion berencana untuk membuat 1.000 masker untuk kota dan lebih diprioritaskan untuk didistribusi ke lembaga medis dan pendidikan karena dinilai sangat membutuhkan.
Baca Juga: Sinopsis Danur: I Can See The Ghost, Kisah Horor Risa Saraswati yang Tayang Malam ini
Bukan hanya Atsumi Fasion saja, perusahaan lain juga sudah mengalihkan sumber daya ke arah pembuatan masker.
Pada bulan Februari, Sharp Corp mengumumkan akan membuat 1.500 masker sehari pada pertengahan bulan ini. Sebelumnya, pembuat chip di Prefektur Kanagawa mulai menggunakan fasilitasnya untuk ikut membuat masker.
Tetapi sementara perusahaan di seluruh negeri mengalihkan fasilitas dalam menanggapi kekurangan masker nasional, beberapa pihak justru mengambil keuntungan dari krisis.
Awal bulan ini, seorang anggota Majelis Prefektur Shizuoka meminta maaf karena menjual ribuan masker untuk keuntungan online.***