Vandalisme pertama kali diketahui pada 7 Desember oleh dua pengunjung yang memberi tahu staf Pusat Yeltsin tentang hal itu, dan pencarian pelaku dimulai.
Satu hal yang tidak diharapkan siapapun adalah pelaku vandalisme atau keusilan tersebut dilakukan oleh satpam yang seharusnya melindungi karya seni tersebut.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Soal Omicron, Mulai dari Gejala hingga Perawatannya
Direktur Pusat Yeltsin Alexander Drozdov, mengatakan, motif tindakan itu belum pasti, tapi ada dugaan semacam penyimpangan kewarasan.
“Motifnya masih belum diketahui tetapi pemerintah yakin itu semacam penyimpangan kewarasan," kata Drozdov dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Oddity Central, Minggu, 13 Februari 2022.
Drozdov menjelaskan untungnya sepasang mata yang digambar oleh satpam itu tidak digambar dengan tekanan kuat.
Baca Juga: Deltacron Diidentifikasi pada Pasien Inggris, Varian Ini Dikabarkan dalam Pantauan Kepala Kesehatan
“Untungnya, perusak menggambar dengan pena tanpa tekanan yang kuat, dan karena itu relief goresan secara keseluruhan tidak terganggu,” katanya.
“Sosok kiri juga memiliki sedikit lapisan cat yang hancur hingga ke lapisan di bawahnya pada wajah,” sambungnya.
Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, rupanya, satpam tersebut merasa sangat bosan sehingga dia tertarik untuk menggambar diatas lukisan itu menggunakan pena bermerek Yeltsin Center.