Baca Juga: Diprediksi Punah pada 2050, Australia Serukan Tindakan Penyelamatan Koala
Identitas pria itu tidak diungkap, tetapi dia pernah bekerja untuk sebuah perusahaan keamanan swasta dan sejak itu dipecat.
The Guardian melaporkan bahwa tindakan vandalisme pertama kali dilaporkan oleh Yeltsin Center pada 20 Desember, tetapi kementerian dalam negeri menolak untuk mengajukan tuntutan, karena menganggap kerusakan itu "tidak signifikan".
Namun, Kementerian Kebudayaan kemudian mengeluh kepada kantor kejaksaan tentang kurangnya tindakan, dan penyelidikan resmi dimulai.
Baca Juga: Mulai Februari 2022, Cartoon We Bare Bears Dihapus Netflix, Begini Penjelasannya
Saat ini, mantan penjaga keamanan yang bosan tersebut menghadapi denda dan hukuman beberapa bulan di balik jeruji besi.
Diperkirakan bahwa pekerjaan restorasi lukisan tersebut akan menelan biaya 3.300 dolar Amerika sekira Rp47 juta (kurs Rp14 ribu).***