Seperti memberikan bantuan keuangan dalam bentuk paket stimulus, hibah, dan subsidi upah.
Dia juga merujuk pada diskusi baru-baru ini seputar kenaikan upah minimum menjadi 1.500 ringgit Malaysia sekira Rp50 juta, yang belum mencapai kesepakatan.
Baca Juga: 4 Zodiak yang Tidak Bisa Menangani Kegagalannya Menurut Astrologi, Salah Satunya Sagitarius
“Mereka terus mengulangi bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk menaikkan upah minimum menjadi 1.500 ringgit Malaysia karena kesulitan ekonomi dan Covid-19,” katanya kepada Utusan Malaysia.
“Alasan ini sekarang sudah menjadi standar, meski pemerintah telah menginisiasi berbagai program bantuan senilai miliaran Ringgit,” katanya.
Belum lama Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia, M Saravanan, mengumumkan bahwa kenaikan upah minimum diharapkan terealisasi pada akhir tahun 2022.
Namun, rencana ini ditentang keras oleh berbagai pihak termasuk Federasi Pengusaha Malaysia (MEF).
MEF mengatakan bahwa langkah seperti itu hanya akan menguntungkan pekerja asing di negara itu.
Abdul Halim mengkritik gagasan ini dan menyoroti bagaimana pekerja yang berbasis di Malaysia sekarang dipaksa bekerja lebih keras dengan imbalan yang lebih sedikit.