PIKIRAN RAKYAT - Warga Suriah di Idlib terpaksa menjalankan Ramadhan 1441 hijriah dengan cukup memilukan.
Meski gencatan senjata sudah terjadi sejak bulan Maret sehingga memungkinkan mereka menjalani bulan suci ini dengan damai, namun kenyataannya berbeda, mereka harus menerima bahwa rumahnya telah hancur dan harus hidup di antara reruntuhan.
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Daily Sabah, pada Jumat, 8 Mei 2020, sebuah keluarga kecil tinggal di antara lautan reruntuhan bekas konflik.
Tareq Abu Zaid dan keluarganya menjalankan Ramadhan di atas puing-puing rumah mereka yang hancur.
Baca Juga: Khawatirkan Ancaman Gelombang Kedua Usai Pasien Positif di Korea Selatan Berkeliaran di Klub Malam
Kota Ariha di Suriah utara tampak seperti diterjang gempa dahsyat, reruntuhan balok-balok baru berwarna abu-abu dan batang-batas besi yang mencuat keluar terlihat di sana.
Abu Zaid yang terpaksa tinggal di sana, membersihkan puing-puing atapnya untuk meletakkan tiga kasur busa untuk diduduki oleh istri dan anak-anaknya untuk berbuka puasa.
"Sekarang saya dan keluarga saya berada di sini, di atas kehancuran," kata ayah tiga anak berusia 29 tahu itu.
"Kami menghidupkan kembali ingatan yang sangat sulit dan menyakitkan. Saya berdoa agar Tuhan tidak membiarkan orang lain mengalami ini," ungkapnya.