Khawatir Tabungan Hilang Karena Sanksi Ekonomi, Warga Rusia Tarik Semua Uang dari Bank

- 1 Maret 2022, 16:02 WIB
Banyak warga Rusia menarik seluruh uang tabungannya dari bank karena khawatir tabungannya hilang karena sanksi ekonomi yang diberikan Barat.
Banyak warga Rusia menarik seluruh uang tabungannya dari bank karena khawatir tabungannya hilang karena sanksi ekonomi yang diberikan Barat. /REUTERS/Anton Vaganov

PR BEKASI – Negara-negara Barat telah memberi sanksi ekonomi besar-besaran ke Rusia sebagai hukuman terhadap Presiden Vladimir Putin atas serangan ke Ukraina.

Sanksi ekonomi tersebut telah menargetkan sektor keuangan Rusia dan bank-bank utamanya, mengeluarkan mereka dari pasar modal, serta membuat industri besar di sektor energi dan teknologi yang dekat dengan Vladimir Putin tak berkutik.   

Hal tersebut menyebabkan gejolak ekonomi yang belum pernah terjadi di Rusia yang menimbulkan kepanikan warga hingga mereka terpaksa menarik seluruh tabungan mereka dari bank dan ATM.

Menurut sebuah laporan, terdapat banyak antrean di toko-toko karena pengecer terus menaikkan harga kebutuhan akibat nilai mata uang Rusia yakni rubel yang semakin menurun drastis.

Baca Juga: Persija vs Persib Hari Ini Selasa 1 Maret 2022, David da Silva: Ini Laga Penting

"Teman saya tidak dapat memperbarui kontrak kerjanya hari ini, uang yang dia tabung sekarang tidak ada artinya dan semua orang panik," kata seorang warga Rusia.

Rubel awalnya merosot 30 persen pada Senin, 28 Februari 2022 lalu sebelum turun kembali hingga turun 20 persen.

Jatuhnya nilai rubel memaksa Bank Rusia untuk menggandakan suku bunga menjadi 20 persen.

Runtuhnya nilai rubel mengikis daya beli mata uang dan dapat menghapus tabungan orang warga Rusia biasa.

Baca Juga: Son Hyun Joo Dinyatakan Positif Covid-19, Drama The Good Detective Season 2 Hentikan Sementara Proses Syuting

Laporan lain menyebut bahwa bank mulai kehabisan uang karena orang mati-matian mencoba menarik uang tunai.

"Bank-bank Rusia mulai kehabisan uang. Mereka memenuhi bank maupun ATM untuk menarik seluruh tabungan mereka,” kata sebuah laporan.

Sberbank, bank terbesar di Rusia tempat sebagian besar orang Rusia memiliki tabungan rekening, mengatakan telah mengalami aliran keluar simpanan yang signifikan dalam waktu yang sangat singkat.

Chris Weafer, kepala eksekutif di perusahaan konsultan Micro-Advisory yang berbasis di Moskow, mengatakan bahwa sanksi ekonomi ini telah memukul warga Rusia.

Baca Juga: Link Nonton Military Prosecutor Doberman Episode 2, Do Bae Man Pamer Kemampuan di Depan Cha Woo In

“Sudah ada pembicaraan tentang beberapa perusahaan yang harus mengurangi jam kerja, atau bahkan menangguhkan produksi, jadi ada banyak masalah," katanya.

Hal tersebut membawa kembali kenangan akan gejolak ekonomi di awal tahun 1990-an ketika Presiden Rusia pertama, Boris Yeltsin, memperkenalkan reformasi ekonomi pasarnya.

Ini awalnya menyebabkan inflasi spiral yang menghancurkan tabungan warga Rusia di awal berdirinya negara tersebut.

Pada tahun pertama reformasi, harga eceran di Rusia meningkat secara mengejutkan sebesar 2.520 persen.

Baca Juga: Merasa Kesepian di DPR yang Penuh Koalisi Pemerintah, Benny K Harman: Seolah Mendukung dengan Membabi Buta

Rusia kembali diguncang oleh kesengsaraan ekonomi pada tahun 1998 ketika harus mendevaluasi rubel dan gagal bayar utang setelah krisis keuangan Asia.

Banyak bank swasta bangkrut dan lagi-lagi warga sipil telah kehilangan tabungan mereka secara cepat, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Selasa, 1 Maret 2022. 

Dmitry Peskov, juru bicara Vladimir, mencoba meyakinkan publik bahwa keadaan akan tenang dan menjadi lebih baik.

"Ini adalah sanksi ekonomi berat, itu bermasalah, tetapi Rusia memiliki potensi yang diperlukan untuk mengompensasi kerusakan dari sanksi ini," katanya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x