Putus Asa Kekurangan Makanan di Ukraina, Tentara Rusia: Saya Ingin Bunuh Diri

- 2 Maret 2022, 21:04 WIB
Ilustrasi. Tentara Rusia dikabarkan putus asa karena kehabisan persediaan makanan dan bahan bakar di Ukraina.
Ilustrasi. Tentara Rusia dikabarkan putus asa karena kehabisan persediaan makanan dan bahan bakar di Ukraina. /REUTERS/Stringer

PR BEKASI – Tentara Rusia yang ditugaskan Vladimir Putin di Ukraina dikabarkan menangis dan meminta makanan dalam rekaman radio yang disadap perusahaan intelijen Inggris.

Diketahui, cuplikan rekaman radio yang disadap ShadowBreak Intl tersebut memperlihatkan tentara Rusia mempertanyakan perintah komando dan mengeluh soal kurangnya pasokan bahan bakar dan makanan saat di Ukraina.

Dalam rekaman tersebut, seorang tentara Rusia mengatakan bahwa unit pasukannya sudah bertempur selama 3 hari di Ukraina dan belum mendapatkan satu pun persediaan bahan bakar dan makanan.

Tak hanya itu, tentara tersebut juga meminta para warga sipil Ukraina untuk dievakuasi terlebih dahulu sebelum mereka melancarkan serangan ke sebuah kota.

Baca Juga: Jadwal Copa del Rey, Final Kedua Tanpa Barca, Madrid, Atletico dalam 10 Tahun Terakhir

"Kami sudah di sini selama tiga hari, kapan persediaan itu akan siap? Kami akan menutupi kota dengan tembakan artileri, warga sipil perlu dievakuasi dari kota sebelum kami melancarkan serangan," katanya.

Dalam rekaman radio lainnya, seorang tentara Rusia tampaknya menangis dan menyebut dirinya kelaparan.

"Ini lambat, sangat lambat. Kami di sini perlu makanan," kata seorang tentara Rusia sambil menangis.

Rekaman radio Rusia yang disadap tersebut diketahui pertama kali dirilis di media asal Inggris, The Daily Telegraph.

Baca Juga: Vicky Prasetyo Cerai, Denny Darko Menyesal: Kenapa Saya Tidak Ingatkan Lebih Keras Lagi?

Sebelumnya, hasil penyadapan tersebut juga dibacakan oleh Duta Besar Ukraina di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Serhiy Kyslytsia, pada Senin, 28 Februari 2022 lalu.

Kyslytsia membacakan dengan lantang pesan rekaman sebuah percakapan antara seorang tentara Rusia kepada ibunya dari Ukraina.

"Kami diberitahu bahwa kami akan disambut dengan tangan terbuka, tetapi mereka menyebut kami fasis," kata tentara tersebut.

Sang ibu kemudian bertanya kepada putranya apakah dia masih keluar untuk latihan militer atau tidak.

Baca Juga: Jadwal BRI Liga 1 Pekan ke-29 Mulai 5-7 Maret 2022: Ada 2 Big Match Persib vs Persiraja dan PS Barito vs Arema

Namun, tentara Rusia tersebut mengatakan dirinya telah diperintahkan Vladimir Putin untuk melancarkan serangan ke Ukraina.

Ia juga menyebut ingin segera bunuh diri karena tidak mau melakukannya.

"Bu, saya di Ukraina. Ini adalah perang (yang) nyata. Saya takut, kami menembaki semua orang, bahkan warga sipil.

"Satu-satunya hal yang saya inginkan saat ini adalah bunuh diri," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Rabu, 2 Maret 2022.

Baca Juga: Viral, Pria Ini Terjungkal Saat Alat Swab Tes Baru Masuk ke Hidung, Warganet Komen Begini

Pesan putus asa yang disampaikan para tentara Rusia tersebut seakan membenarkan klaim dari seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat.

Klaim itu menyebut bahwa pasukan Vladimir Putin tidak memiliki pengalaman bertempur.

"Anda telah melihatnya di lapangan tempat unit-unit menyerah, terkadang tanpa perlawanan," katanya.

Sampai hari ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan kurang lebih 5.000 tentara Rusia telah tewas sejak Vladimir Putin memerintahkan serangan ke Ukraina.

Baca Juga: HYBE dan YG Entertainment Akan Rilis Buku 'BLACKPINK IN YOUR KOREAN'

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa mereka akan membayar tentara Rusia jika mereka dengan sukarela menyerah kepada pasukan Ukraina.

"Kami menawarkan tentara Rusia pilihan: mati dalam perang yang tidak adil atau amnesti penuh dan kompensasi jika mereka meletakkan senjata mereka dan secara sukarela menyerah ke penjara," katanya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x