Baca Juga: 5 Karakter yang Bisa Kalahkan Kurama di Naruto, Ada Madara Uchiha yang Bisa Kalahkan Monster Berekor
Sejauh ini baru diidentifikasi genetika Covid-19 dan terdapat 16 varian genetik baru. Hal ini membuat Covid-19 masuk ke dalam penyakit yang parah.
Penelitian menyebutkan sejumlah obat yang ada yang dapat digunakan untuk mencegah pasien sakit parah, beberapa di antaranya sudah ada di uji klinis.
Bersama dengan studi ini menjelaskan mekanisme biologis yang mendukung penyakit yang disebabkan Covid-19.
Dalam studi otak, para peneliti di University of Oxford mempelajari 785 orang berusia antara 51 dan 81 tahun yang telah menerima pemindaian otak sebelum dan selama pandemi sebagai bagian dari studi Biobank Inggris.
Baca Juga: Seorang Pria Curhat Mengaku Gagal Menikah usai Ditipu Calon Istri: Rugi Puluhan Juta
Lebih dari setengahnya dinyatakan positif Covid di antara dua pemindaian.
Dibandingkan dengan 384 subjek kontrol yang tidak terinfeksi, mereka yang dites positif Covid memiliki penyusutan otak keseluruhan yang lebih besar dan penyusutan lebih banyak terutama di area yang terkait dengan penciuman.
Misalnya, mereka yang memiliki Covid kehilangan 1,8 persen tambahan gyrus parahippocampal, wilayah utama untuk penciuman, dan tambahan 0,8 persen dari otak kecil, dibandingkan dengan subjek kontrol.
Pemrosesan sinyal yang terganggu di area tersebut dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan penciuman.