Thailand Dorong Warganya untuk Punya Lebih Banyak Anak, di Tengah Tingkat Kelahiran yang Terus Menurun

- 9 Maret 2022, 21:24 WIB
Krisis populasi membayangi Thailand.
Krisis populasi membayangi Thailand. /REUTERS/Challinee Thirasupa/File Photo

Pakar Demografi dari kampus terkemuka di Thailand, Teera Sindecharak dari Universitas Thammasat, mengungkap ada pola pikir yang berubah tentang memiliki anak.

"Data tersebut mencerminkan krisis populasi di mana pola pikir untuk memiliki anak telah berubah," kata Teera Sindecharak.

Namun pemerintah berencana untuk mengurangi 'beban' memiliki anak dengan beberapa cara. Salah satu taktiknya adalah dengan membuka lebih banyak Pusat Kesuburan.

Saat ini, kebanyakan Pusat Kesuburan hanya ditemukan di Bangkok dan kota-kota besar lainnya. Rencananya Pusat Kesuburan akan diperluas ke 76 provinsi di Thailand.

Baca Juga: Cuek ke Pasangannya, 3 Zodiak Berikut Kisah Cintanya Mulai Dingin pada 10 Maret 2022

Beban Memiliki Anak di Thailand

“Membesarkan satu anak membutuhkan banyak biaya,” kata Chinthathip Nantavong (44), yang pernah menikah selama 14 tahun terakhir tetapi tidak memiliki anak.

“Satu semester untuk TK saja sudah mencapai 50.000 baht hingga 60.000 baht sekira Rp21 juta hingga Rp25 juta (kurs Rp432) dan kemudian mencapai jutaan baht nanti,” sambungnya.

Hal itu diperparah dengan fakta bahwa Thailand mencapai status 'masyarakat super-usia', yang berarti jumlah orang berusia 60 tahun ke atas akan mencapai lebih dari seperlima dari total populasi.

Dari populasi itu sekarang, sekitar 18 persen terdiri dari mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Halaman:

Editor: Nopsi Marga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x