Hubungan Kian Panas, Warga Australia Divonis Mati Oleh Tiongkok Atas Perdagangan Narkoba

- 13 Juni 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi hukuman mati.
Ilustrasi hukuman mati. /Pixabay/Clipart-Vectors /

PR BEKASI - Warga Australia dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Tiongkok karena perdagangan narkoba.

Putusan pengadilan saat hubungan kedua negara memanas itu disebut bisa semakin mengobarkan ketegangan antara Beijing dan Canberra.

Hubungan yang sedang bermasalah itu semakin memburuk setelah Tiongkok menolak keras seruan Australia untuk melakukan penyelidikan secara independen tentang asal usul pandemi virus corona.

Pikiranrakyat-Bekasi.com mengutip laporan The Guardian, pria itu disebut sebagai "Kamu Jielaisibi" dan diidentifikasi media Australia sebagai Cam Gillespie.

Baca Juga: Minimalisasi Klaster Baru Penyebaran Covid-19, Warung Remang-remang di Bekasi Ditutup

Dijatuhi hukuman mati Pengadilan Rakyat Menengah Guangzhou pada Rabu 10 Juni.

Menurut media lokal Tiongkok, dia ditangkap di Bandara Baiyun Guangzhou, barat laut Hong Kong, pada Desember 2013 dengan lebih dari 7,5 kilogram metamfetamin di kopernya.

Pemberitahuan itu tidak mengungkapkan detail tentang terdakwa selain bahwa dia berkewarganegaraan Australia.

“Kami sangat sedih mendengar putusan yang dibuat dalam kasusnya,” kata juru bicara Departemen Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Dia mengatakan, Australia menentang hukuman mati dalam kondisi bagaimana pun dan untuk semua orang.

Baca Juga: Aturan Ganjil-Genap Akan Diterapkan di Dalam Mal, Tak Hanya di Jalan

"Karena kewajiban privasi kami, kami tidak akan memberikan komentar lebih lanjut,” katanya.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Australia serta sumber utama siswa dan turis internasional.

Akan tetapi, hubungan kedua negara bermasalah dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan memburuk setelah Tiongkok bereaksi keras terhadap seruan Australia untuk penyelidikan independen tentang asal-usul virus corona.

Dalam tanggapan yang jelas terhadap desakan penyelidikan yang dilontarkan Australia, pemerintah Tiongkok mengenakan tarif atas gandum Australia dan mengeluarkan peringatan perjalanan kepada wisatawan dan pelajar atas rasisme terkait virus corona terhadap etnis Asia.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison membantah tuduhan adanya perlakuan rasis terhadap orang-orang Tiongkok dan menyebut tuduhan itu sebagai "sampah".

Baca Juga: Cek Fakta: Simpatisan PKI Dikabarkan Cekik Polisi

Morrison menegaskan bahwa pemerintahnya "tidak akan pernah diintimidasi oleh ancaman" atau "memperdagangkan nilai-nilai kami sebagai tanggapan atas paksaan dari mana pun itu datang".

Tahun lalu, Tiongkok menjatuhkan hukuman mati terhadap dua warga Kanada atas tuduhan perdagangan obat-obatan terlarang selama pertikaian diplomatik yang meningkat dengan Kanada atas penangkapan petinggi Huawei, Meng Wanzhou.

Upaya pemerintah Kanada memohon grasi bagi kedua warga Kanada bernama Robert Schellenberg dan Fan Wei tersebut sejauh ini tidak berhasil.

Tiongkok  juga telah menahan dua warga negara Kanada termasuk mantan diplomat atas tuduhan mata-mata, dalam satu tindakan yang secara luas dianggap sebagai pembalasan atas penangkapan Meng.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x