Pesawat Jatuh 5 Tahun Lalu Ternyata Akibat Pilot EgyptAir Merokok, 66 Orang Tewas

- 28 April 2022, 13:37 WIB
Ilustrasi rokok. Pesawat jatuh akibat pilot merokok.
Ilustrasi rokok. Pesawat jatuh akibat pilot merokok. /Pixabay/Tumisu/

PR BEKASI - Sebuah fakta dari pesawat jatuh merek terbang EgyptAir, pada 2016 lalu, terungkap setelah lima tahun.

Penyebab kecelakaan EgyptAir pada tahun 2016, yang menewaskan 66 orang di Mediterania, yakni karena kebakaran.

Tepatnya, akibat pilot merokok dan menyebabkan kebakaran di kokpit, lalu pesawat jatuh, 19 Mei 2016.

Baca Juga: 13 Persamaan Luffy dan Roger di Dunia One Piece, Kru Pertamanya Sama-sama Seorang Ahli Pedang Pemabuk

Kesimpulan itu disampaikan para ahli Prancis, seperti dalam dokumen yang dilihat surat kabar di Italia, Rabu, 27 April 2022.

Menurut dokumen setebal 134 halaman yang dilihat oleh harian Italia Il Corriere della Sera, dan dikirim ke pengadilan banding Paris pada Maret 2022.

Ada dua faktor kebakaran di atas pesawat jatuh terssebut.

Baca Juga: Selain Idul Fitri, Simak 3 Kata yang Tak Kalah Populer Disebutkan saat Hari Raya Tiba

Antara lain ebocoran dari masker oksigen co-pilot dan pembakaran rokok yang dihisap oleh pilot atau co-pilot.

Penerbangan EgyptAir MS804 tiba-tiba menghilang dari layar radar pada 19 Mei 2016 dalam perjalanan ke Kairo dari Paris, menewaskan semua orang di dalamnya.

Badan keselamatan penerbangan Prancis, bagaimana pun, mengatakan pesawat itu mengirimkan pesan otomatis yang menunjukkan asap di kabin dan kesalahan pada unit kontrol penerbangan, beberapa menit sebelum kehilangan kontak.

Rekaman kotak hitam menguatkan hipotesis para ahli Prancis, menurut surat kabar Italia.

Baca Juga: Amalan Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah untuk Dikejakan pada Malam Lebaran Idul Fitri 2022

Para ahli secara khusus mengisolasi dua suara "gemerisik" yang berasal dari mikrofon yang dipasang pada topeng kopilot, beberapa menit sebelum kecelakaan, mungkin menunjukkan aliran udara yang kuat, topeng telah dipasang pada mode "darurat".

Api itu sendiri dimulai oleh "percikan atau nyala api" yang mungkin disebabkan oleh rokok.

Pada Juni 2018, dua ahli yang diminta oleh hakim investigasi di Paris menyoroti penggantian, tiga hari sebelum kecelakaan, dari kotak yang berisi masker oksigen kopilot, untuk alasan yang tidak diketahui.

"Penggantian peralatan ini membutuhkan verifikasi yang sangat hati-hati..., kebocoran oksigen menjadi sangat berbahaya,” kata mereka.

Dan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Juli 2018, Biro Investigasi Keselamatan Penerbangan Sipil Prancis (BEA) mengklaim bahwa "hipotesis yang disukai" adalah "bahwa kebakaran terjadi di kokpit..., api yang berkembang pesat dan menyebabkan kerugian kendali pesawat”.

Baca Juga: Catat! Jadwal One Way dan Ganjil Genap Arus Balik Lebaran di Jalan Tol Mulai 6-9 Mei 2022

Dokumen yang diungkapkan oleh Il Corriere della Sera juga mengungkapkan bahwa kedua pilot tersebut mengatakan bahwa mereka "lelah dengan penerbangan malam ini dan kurang tidur".

Namun, informasi yang tersedia untuk para ahli hukum menyarankan bahwa "jadwal istirahat dihormati".

Mereka yang tewas dalam kecelakaan itu termasuk 40 warga Mesir dan 15 warga Prancis, demikian PikiranRakyat-Bekasi.com kutip dari AFP.***

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x