CEO Tesla Elon Musk Dikabarkan Ingin Pangkas 10 Persen Gaji Karyawan, Berikut Informasinya

- 4 Juni 2022, 19:28 WIB
Elon Musk.
Elon Musk. /Instagram/@elonrmuskk

PR BEKASI - Belum lama ini, CEO Tesla Elon Musk dikabarkan memiliki rencana untuk memangkas beberapa persen gaji karyawannya.

Disebutkan jika CEO Tesla Elon Musk memiliki "firasat sangat buruk" tentang ekonomi, dan perlu memangkas sekitar 10 persen gaji staf di produsen mobil listrik itu, katanya dalam email kepada para eksekutif yang dilihatkan pihak Reuters.

Pesan tersebut dikirim pada hari Kamis dengan judul "jeda semua perekrutan di seluruh dunia", sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuteurs.

Baca Juga: Super Junior Bakal Gelar Konser Internasional Bulan Depan, Seoul Jadi Kota Pembuka

Itu sampai dua hari setelah miliarder itu mengatakan kepada staf untuk kembali ke tempat kerja atau pergi, dan menambah peringatan yang berkembang dari para pemimpin bisnis tentang risiko resesi.

Dilaporkan jika saham Tesla turun sebesar sembilan persen dalam perdagangan AS pada hari Jumat waktu setempat.

Pada email lain ke karyawan pada hari Jumat, Tesla akan mengurangi jumlah pegawai yang digaji sebesar 10 persen.

Baca Juga: Jelang Pengajian Hari Pertama untuk Doakan Eril Putra Sulung Ridwan Kamil, Pemda Jabar Beri Imbauan Berikut

Hal itu disebutkan, karena telah kelebihan staf di banyak area. Tetapi jumlah karyawan per jam akan meningkat.

"Catatan, ini tidak berlaku untuk siapa pun yang benar-benar membuat mobil, paket baterai, atau memasang tenaga surya," tulis Musk dalam email.

Dikabarkan hampir 100 ribu orang dipekerjakan di Tesla dan anak perusahaannya pada akhir tahun 2021, menurut pengajuan SEC tahunannya. Itu tidak memecah jumlah pekerja bergaji dan per jam.

Pihak perusahaan saat ini dikabarkan belum bersedia untuk berkomentar.

Baca Juga: Link Streaming untuk Nonton Formula E, Simak Jadwal Acaranya di Sini

Namun Musk disebutkan telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir tentang risiko resesi, tetapi emailnya yang memerintahkan pembekuan perekrutan dan pemotongan staf adalah pesan paling frontal dari kepala pembuat mobil.

Disebutkan saat ini, permintaan untuk mobil Tesla dan kendaraan listrik lainnya tetap kuat.

Sementara itu banyak indikator tradisional penurunan, termasuk peningkatan persediaan dealer dan insentif di Amerika Serikat yang belum terwujud.

Namun, Tesla dikabarkan telah berjuang untuk memulai kembali produksi di Shanghai setelah lockdown Covid-19.

Baca Juga: Drakor Itaewon Class, Simak 8 Tips Bisnis Cerdas ala Sae Ro Yi

Berkaitan dengan padangan Musk itu, para eksekutif turut berkomentar.

"Badai ada tepat di luar sana di jalan yang menghampiri kami," kata Dimon.

Di sisi lain, disebutkan jika regulator antimonopoli AS membuka jalan bagi kesepakatan pada hari Jumat, mengirim saham Twitter naik 2 persen.

Sementara itu, beberapa analis telah memangkas target harga untuk Tesla baru-baru ini, memperkirakan output yang hilang di pabriknya di Shanghai, sebuah pusat yang memasok EV ke China dan untuk ekspor.

Baca Juga: Diduga Lakukan Penipuan dan Penggelapan, Krisna Mukti Dilaporkan ke Polisi

Sebelum peringatan itu, Tesla memiliki sekitar lima ribu lowongan pekerjaan.

Lebih lanjut dalam email hari Selasa, Musk mengatakan karyawan Tesla diharuskan berada di kantor selama minimal 40 jam per minggu.

"Jika Anda tidak muncul, kami akan menganggap Anda telah mengundurkan diri," katanya.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah