Menurut penelitian, penularan virus cacar monyet antar manusia bisa melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
Baca Juga: Terkait Menyebarnya Cacar Monyet ke Seluruh Dunia, Menkes: Belum Terdeteksi di Indonesia
Gejala cacar monyet diawali dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Untuk mencegah penyebaran virus yang semakin luas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bekerja sama dengan negara-negara yang terkena dampak untuk memperluas pengawasan.
Meski belum ditemukan di Indonesia, WHO menyebutkan bahwa tidak ada penelitian yang membuktikan virus tersebut bisa bermutasi.
Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters, Kepala sekretariat cacar yang merupakan bagian dari Program Darurat WHO, Rosamund Lewis memberikan penjelasannya.
Menurutnya mutasi virus cacar monyet cenderung lebih rendah.
"Ini adalah situasi yang dapat dikendalikan, khususnya di Eropa. Tapi kita tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi di Afrika, di negara-negara endemik," kata Maria van Kerkhove, pemimpin penyakit dan zoonosis WHO.***