Studi tersebut menggunakan cryo-electron microscopy (cryo-EM) untuk mengungkap struktur tingkat atom dari titik rentan pada protein lonjakan virus, yang dikenal sebagai epitop.
Teknologi pencitraan yang kuat ini menggunakan berkas elektron untuk memvisualisasikan bentuk jaringan dan sel menggunakan teknik ultra-pendinginan (“cryo”).
Baca Juga: 21 Agustus 2022 Hari Apa? Berikut Penjelasannya dan Pilihan Link Twibbon Hari Maritim Nasional
Seperti yang sudah pernah dijelaskan dalam artikel yang diterbitkan Pikiran Rakyat dengan judul "Ilmuwan Temukan Titik Lemah Covid-19, Apa Saja?,", Covid-19 100.000 kali lebih kecil dari ukuran kepala peniti, virus tersebut tak terdeteksi menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Dr. Sriram Subramanuam menuturkan, antibodi menempel pada virus dengan cara tertentu seperti kunci masuk ke gembok.
Namun menurut dia, ketika virus bermutasi, kuncinya tidak lagi cocok. “Kami telah mencari kunci utama antibodi yang terus menetralisir virus bahkan setelah mutasi ekstensif,” katanya menerangkan.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Jadwal Tayang Big Mouth hingga Fakta Shanks di One Piece RED
“'Kunci utama' yang diidentifikasi dalam makalah baru ini adalah fragmen antibodi VH Ab6, yang terbukti efektif melawan varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, Kappa, Epsilon, dan Omicron. Fragmen itu menetralkan SARS-CoV-2 dengan menempelkan epitop pada protein lonjakan dan menghalangi virus memasuki sel manusia,” tuturnya lagi seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Hindustan Times..
Studi ini mengungkap titik lemah yang sebagian besar tidak berubah di seluruh varian dan dapat dinetralkan oleh fragmen antibodi.
Kata dia, pihaknya memiliki gambaran yang sangat jelas tentang titik rentan virus tersebut.