Sebabkan Banyak Gejala pada Tubuh, WHO: Covid-19 Berkembang Biak di Saluran Pernapasan Berhari-Hari

- 20 Agustus 2020, 15:41 WIB
ILUSTRASI covid-19.*
ILUSTRASI covid-19.* /Pixabay/Geralt/



PR BEKASI - Virus Corona (COVID-19) baru yang muncul di Tiongkok akhir tahun lalu telah menyebar ke setidaknya 188 negara di enam benua

Lebih dari 782.000 orang di seluruh dunia telah meninggal akibat COVID-19, dan jumlah kasus yang dilaporkan telah melebihi 22,2 juta.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, lebih dari 13,9 juta orang sejauh ini telah pulih.

Baca Juga: Tarif PDAM Bekasi Naik Hingga 20 Persen, Dirut: Karena Covid-19, Jadi Belum Diberlakukan

Karena ketakutan telah menyebar, para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia telah meningkatkan upaya untuk memahami COVID-19 dan bagaimana pengaruhnya terhadap tubuh manusia. Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah tertularnya COVID-19.

Virus baru ini termasuk dalam keluarga virus yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan pada manusia mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti SARS dan MERS.

Rata-rata, dibutuhkan waktu sekira lima hingga enam hari bagi seseorang untuk menunjukkan gejala setelah terinfeksi.

Baca Juga: Diserang Warganet Soal Video Asusilanya, Ibu dan Kakak Khawatirkan Kesehatan Mental Zara Adhisty

Namun, beberapa orang yang membawa virus COVID-19 tetap tidak menunjukkan gejala apa pun, artinya mereka tidak menunjukkan gejala apa pun.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Kamis, 20 Agustus 2020, menurut ahli epidemiologi dan penyakit infeksi WHO, Maria Van Kerkhove menyatakan virus berkembang biak di saluran pernapasan dan dapat menyebabkan berbagai gejala.

"Anda memiliki kasus ringan yang terlihat seperti Flu biasa, yang memiliki gejala pernapasan, sakit tenggorokan, pilek, demam, hingga Pneumonia. Dan bisa ada berbagai tingkat keparahan Pneumonia di seluruh organ multi-organ. kegagalan dan kematian," katanya.

Baca Juga: Namanya Jadi Trending Topik di Media Sosial, Berikut Perjalanan Karier Adhisty Zara

Ia menambahkan, dari 17.000 kasus secara keseluruhan, 82 persen di antaranya ringan, lima belas persen diantaranya parah, dan tiga persen di antaranya diklasifikasikan sebagai kritis.

The New England Journal of Medicine, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 31 Januari mengemukakan pandangannya tentang bagaimana infeksi COVID-19 mempengaruhi tubuh dari waktu ke waktu.

Studi tersebut memeriksa data medis seorang pria berusia 35 tahun, kasus infeksi pertama di Amerika Serikat. Gejala pertama adalah batuk kering, diikuti demam.

Baca Juga: Krystal Jung Dikabarkan Hengkang, SM Entertainment Berikan Penjelasan

Pada hari ketiga sakit, dia melaporkan mual dan muntah diikuti diare dan ketidaknyamanan perut pada hari keenam. Pada hari kesembilan, dia menderita Pneumonia dan melaporkan kesulitan bernapas.

Pada hari kedua belas, kondisinya membaik dan demamnya mereda, namun dia mengalami pilek. Pada hari ke empat belas, dia tidak menunjukkan gejala kecuali batuk ringan.

Menurut laporan media lokal, dia memulai perawatan pada 19 Januari dan keluar dari rumah sakit pada minggu pertama Februari.

Baca Juga: Lakukan Pemalsuan SKL saat Jadi Rektor, Pelawak Nurul Qomar Dijatuhi Hukuman 2 Tahun Penjara

Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan statistik dari Tiongkok menunjukkan lama pemulihan bagi orang dengan gejala ringan sekitar dua minggu. Sedangkan orang dengan gejala kritis membutuhkan hingga tiga sampai enam minggu untuk pulih.***

 

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x